13 Alat Deteksi Baru Tsunami RI Baru Akan Terpasang 2024

Nasional1795 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menyatakan pihaknya telah mempunyai target pemasangan alat pendeteksi dini gempa bumi dan tsunami yang akan terealisasi hingga 2024.

Alat yang ingin dipasang menyisir berbagai daerah pesisir wilayah Indonesia rawan Tsunami. Alat itu dinamakan InaTews atau Indonesia Tsunami Early Warning System.

Pada InaTews punya berbagai alat, antaranya Ina Buoy (platform surface buoy dan ocean bottom unit), Ina CBT (cable based tsunamimeter), Ina CAT (Indonesia Coastel Acoustic Tomography), dan Ina TOC (Indonesia tsunami observation center).

InaTews ini telah dikembangkan sejak 2019. Alat ini akan bekerja menggunakan sensor pendeteksi tsunami yang dapat mengirimkan data secara berkesinambungan kepada BMKG dan BNPB untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat sebagai upaya mitigasi bencana tsunami.

“Jadi sejak 2020 sampai 2024 kami akan memasang target itu,” kata Hammam secara virtual, Selasa (8/6/2021).

Hammam menjelaskan untuk proyeksi hingga 2024, akan terpasang di 13 lokasi untuk Ina Buoy, tujuh lokasi untuk Ina CBT, tiga lokasi bakal Ina CAT, dan satu sistem AI/KA tsunami.

Lebih lanjut, Hammam menyadari dalam rangka merealisasikan itu semua bukan hal mudah. Namun ia yakini bila secara perlahan semua target yang ditetapkan akan terpenuhi.

Hammam menambahkan semua alat pendeteksi gempa dan tsunami itu menjadi tanda bila Indonesia secara pelan-pelan sudah menuju era kemandirian terhadap teknologi.

Sebelumnya, Direktur Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Muhammad Ilyas menyatakan tidak ada buoy tsunami yang terpasang di lautan Indonesia saat ini.

Seluruh alat pendeteksi tsunami di Indonesia yang pernah terpasang mengalami kerusakan dan hilang.

“Saat ini belum ada yang berfungsi lagi. Operasi sejak akhir tahun 2019,” ujar Ilyas kepada CNNIndonesia.com, Selasa (5/1).

Ilyas membeberkan BPPT sempat memasang lima unit buoy di sejumlah perairan Indonesia. Dia merinci satu buoy di selatan Bali, satu buoy di selatan Malang, satu buoy di Cilacap.

Sedangkan dua buoy dipasang di Selat Sunda dan sekitar Gunung Anak Krakatau.

Sebanyak dua buoy yang ada di Selat Sunda dan Gunung Anak Krakatau, lanjut dia dinyatakan rusak setelah enam bulan bekerja.

Kini kedua buoy itu sedang dalam perbaikan untuk dipasang kembali di lokasi yang sama tahun ini.

“Setelah itu, kami ke lokasi untuk memeriksa di Samudera Hindia, ternyata dua buoy di Selatan Bali dan Selatan Jawa sudah hilang,” ujarnya.

Di sisi lain, Ilyas juga mengaku Indonesia tidak memiliki buoy di Samudera Hindia yang berbatasan dengan selatan Jawa, lokasi yang juga berpotensi dilanda gempa dan tsunami besar.

Namun, dia mengaku BPPT juga akan menempatkan buoy di atas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia yang ada di laut selatan Jawa.

“Kami menempatkannya di ZEE Indonesia dan tepat di atas. Apakah cukup ditempatkan di laut selatan Jawa? Cukup, harus sesuai karakteristik lokasi dan pusat gempanya,” ujarnya. (cnnindonesia.com)