Jakarta, Karosatuklik.com – Hari ini, vaksinasi sinovac untuk lansia khususnya untuk tenaga kesehatan dan tenaga penunjang kesehatan resmi dimulai serentak di 34 provinsi.
Menurut informasi yang disampaikan Kementerian Kesehatan lewat akun Twitter @KemenkesRI, mereka yang menerima vaksin adalah yang berusia 60 tahun ke atas.
Meski usia sudah memenuhi syarat, tetapi calon penerima vaksin musti melaporkan beberapa hal pada petugas. Mengutip lembar informasi Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS), kondisi-kondisi yang jadi perhatian antara lain:
- Mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga.
- Penurunan aktivitas fisik (sering merasa kelelahan).
- Memiliki 4 dari 11 penyakit (hipertensi, diabetes, kanker selain kanker kulit kecil, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma nyeri sendi, stroke, dan penyakit ginjal).
- Mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100-200 meter.
- Penurunan berat badan bermakna dalam setahun.
Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP Peralmuni) Profesor Iris Rengganis menuturkan vaksinasi lansia sudah dimulai di banyak rumah sakit. Dari pengamatannya, para tenaga kesehatan terutama tenaga kesehatan lansia begitu bersemangat untuk menerima vaksin.
“Banyak yang sudah siap, kontrol komorbidnya. Ini memang sudah ditunggu-tunggu. Dan sejauh ini oke-oke saja dan harapan kita akan seperti itu seterusnya,” ungkap Iris pada CNNIndonesia.com, Senin (8/2/2021).
BPOM telah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat vaksin buatan China, Sinovac untuk lansia di atas 59 tahun. Izin dikeluarkan dengan pertimbangan angka kematian lansia mencapai 47,3 persen.
Iris mengungkapkan bahwa efek samping pascavaksinasi yang mungkin muncul pada lansia hampir sama dengan yang mungkin muncul pada usia di bawah 60 tahun. Efek samping yang mungkin muncul antara lain reaksi lokal seperti bekas kemerahan dan reaksi sistemik seperti diare sampai sakit kepala. (CNN)