7 Fakta Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 127 Orang

Nasional1530 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Tragedi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, menyebabkan 127 orang meninggal dunia.

Berikut 7 fakta terkini terkait tragedi maut Kanjuruhan.

Seperti dilansir detikJatim, Minggu (2/10/2022), tragedi Kanjuruhan ini menjadi kabar duka bagi dunia sepakbola Tanah Air. Selain 127 orang tewas, ada seratusan warga yang juga masih dalam perawatan. Berikut ini fakta terkini tragedi Kanjuruhan:

1. 127 Orang Tewas Termasuk Polisi

Sebanyak 127 orang dilaporkan tewas pasca-kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. Korban tewas terdiri dari suporter Arema FC dan anggota polisi.

“Telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri,” ujar Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta kepada wartawan di Polres Malang, Minggu (2/10/2022).

2. 34 Orang Meninggal di Dalam Stadion

Dari 127 korban tersebut, sebanyak 34 orang meninggal di dalam stadion. Sementara korban yang lain meninggal di rumah sakit pada saat proses pertolongan.

3. 180 Suporter Luka-Dirawat

Selain 127 orang tewas, ada 180 korban lainnya yang masih dalam perawatan di rumah sakit.

4. 13 Mobil Polisi-Pribadi Rusak

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang ini juga berimbas pada rusaknya 13 mobil. Belasan mobil tersebut terdiri dari mobil polisi dan mobil pribadi.

5. Penyebab Tewasnya Suporter

Dalam kesempatan ini, Kapolda Jatim mengungkapkan penyebab besarnya jumlah korban meninggal dunia. Kapolda menyebut, banyaknya korban karena penumpukan massa.

6. Liga 1 Dihentikan Sementara

Tragedi ini membuat PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghentikan Liga 1 2022 selama sepekan. Situasi ini membuat PT LIB akhirnya turun tangan dan memutuskan menghentikan liga selama sepekan sambil menunggu arahan dari Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

7. Awal Kericuhan

Kericuhan bermula saat para suporter menyerbu lapangan usai timnya kalah melawan Persebaya. Banyaknya suporter yang menyerbu lapangan direspons polisi dengan menghalau dan menembakkan gas air mata.

Gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun. Tembakan gas air mata tersebut membuat para suporter panik, berlarian, dan terinjak-injak.


Polisi soal Tembakan Gas Air Mata di Kerusuhan Kanjuruhan: Sudah Anarkis

Kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan Malang saat laga Arema FC versus Persebaya pecah berujung tewasnya 127 orang. Ada tembakan gas air mata dalam kerusuhan itu. Polisi mengungkapkan alasan penggunaan gas air mata di Kanjuruhan.

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menyebut suporter Arema FC merasa kecewa karena timnya kalah. Untuk melampiaskan kekecewaannya itu, suporter turun ke tengah lapangan dan berusaha mencari para pemain dan official Arema FC.

“Oleh karena pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain,” kata Nico dalam konferensi pers di Polres Malang, Minggu (2/10/2022).

Dalam prosesnya itu untuk melakukan upaya-upaya pencegahan sampai dilakukan (penembakan) gas air mata karena sudah anarkis, sudah menyerang petugas, merusak mobil, dan akhirnya kena gas air mata,” tambahnya.

Setelah polisi menembakkan gas air mata, para suporter itu berhamburan ke satu titik keluar stadion. Saat itulah terjadi penumpukan suporter hingga kekurangan oksigen.

Dua Polisi Meninggal

Nico menjelaskan kerusuhan itu menewaskan 127 orang. Dua di antaranya anggota polisi dan 125 orang suporter Arema.

“Yang meninggal di stadion ada 34 kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada saat upaya proses pertolongan,” katanya.

Tak hanya itu, ada 180 korban luka-luka masih dirawat di rumah sakit. Ada juga 13 mobil yang disebut dirusak massa suporter Arema.

“Kemudian masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan,” imbuhnya. (R1/Dtc)