Batu Besar Menggantung di Lokasi Longsor, Akademisi USU Bengkel Ginting: Gubernur Edy Rahmayadi Diminta Antisipasi Longsor Susulan

Karo2509 x Dibaca

Medan, Karosatuklik.com – Paska peristiwa longsor yang mengakibatkan 3 orang meninggal dunia, akademisi Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Bengkel Ginting meminta Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Ketua DPRD Sumut Drs Baskami Ginting segera mencari jalan keluar untuk mengantisipasi longsor susulan.

Hal itu dikatakan Dr Bengkel Ginting, mengingat sekarang ini masih tingginya curah hujan. Apalagi, kata Dr Bengkel Ginting, batu besar yang masih menggantung di dinding tebing yang curam masih di bekas longsoran kemarin yang sewaktu waktu dengan curah hujan yang tinggi akan mengambil korban lagi, ujarnya kepada Jurnalis Karosatuklik.com, Senin petang (25/10/2021) di Medan.

Menurut Dr Bengkel Ginting yang juga Sekretaris Umum DPP Pemuda Merga Silima (PMS) itu, solusi yang urgen dilakukan dengan mengorek batu yang masih menggantung maupun pembersihan material yang rapuh di dinding tebing yang curam persis di pinggir badan jalan Medan – Berastagi.

Selanjutnya, pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Medan melalui Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Sumut maupun Dinas Bina Marga dan Konstruksi Pemprovsu agar bersinergi dan berkolaborasi mengatasi titik-titik rawan longsor termasuk mengalokasikan anggaran untuk memperlebar jalan dua arah antara Desa Sembahe dan Sibolangit, kata Bengkel Ginting mantan Komisioner KPU Provinsi Sumatera Utara itu.

“Karena disini (Tikungan Tirtanadi) sangat rawan sekali, selain jalan sempit dinding tebing langsung mengarah ke badan jalan,” ucap dia.

Lebih jauh Dosen Fisip USU itu, menjelaskan, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi agar segera bertindak cepat, sebelum jatuh korban berikutnya. Karena longsor susulan sangat mungkin terjadi. Terlebih kepadatan volume kendaraan di Jalan Letjen Djamin Ginting Medan – Berastagi sangat tinggi baik siang maupun malam hari, tegasnya.

Pemprovsu maupun Kementerian PUPR melalui BBPJN Wuilayah II Sumut, BPBD Sumut dan Deliserdang, imbuh Bengkel Ginting, seharusnya tanggap akan lokasi rawan longsor di seputaran tikungan Tirtanadi.

Mitigasi Bencana Lemah

“Mitigasi bencana di daerah rawan bencana lemah. Mereka cenderung abai dan kurang responsif pada potensi bencana. Kondisi ini diperparah dengan lambannya antisipasi pemerintah dan pihak terkait lainnya setiap memasuki musim penghujan. Akibatnya, korban jiwa terus berjatuhan setiap bencana melanda. Pasalnya, lokasi longsor, sudah beberapa kali terjadi,” pungkasnya.

Selain itu, urai Bengkel Ginting, kegilaan kemacetan Jalan utama Medan – Berastagi semakin menjadi-jadi. Soalnya, jalan Medan-Berastagi yang ada saat ini sudah sangat tidak layak sebagai akses utama karena sering mengalami kemacetan parah akibat berbagai faktor, mulai dari mobil berbadan besar rusak ditengah jalan, longsor, pohon kayu tumbang hingga para supir yang saling serobot.

Kerugian akibat kemacetan parah di jalan Medan-Berastagi yang terjadi sepanjang tahun berdampak buruk bagi sirkulasi perdagangan dan perekonomian masyarakat di 11 kabupaten Sumut dan Aceh. “Banyak sektor yang terganggu dan merugi, seperti halnya sayur mayur dan komoditi hortikultura lainnya yang ditaksir mencapai ratusan miliar rupiah per tahun, belum lagi sektor pariwisata dan lainnya,” ujarnya.

Lanjut dia, Jalan Medan – Berastagi yang menjadi interkoneksi 11 kabupaten/kota Sumut/Aceh, sudah melahirkan dampak secara psikologis, berupa munculnya perasaan trauma dan was-was bagi masyarakat saat hendak bepergian ke Berastagi, Sidikalang dan Subussalam, maupun sebaliknya ke kota Medan yang wajib melewati jalur-jalur yang sering dilanda kemacetan panjang tersebut.

Rasa trauma yang menyerang masyarakat itu wajar terjadi. Sebab, kemacetan panjang tersebut sering terjadi tiba-tiba dan tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Akibat adanya trauma dan kekhawatiran bakal menghadapi macet, tidak jarang banyak orang kemudian mengurungkan niat untuk menempuh perjalanan ke Kabanjahe dan Sidikalang atau sebaliknya ke Kota Medan jika tidak benar-benar sangat urgen dan menjadi sebuah keharusan.

Untuk itu, Gubernur dan DPRD Sumut perlu melakukan ‘pressure’ lebih intens dan agresif ke pemerintah pusat, supaya pembangunan infrastruktur modern berskala nasional di Jalan Medan – Kabupaten Karo bisa segera dilaksanakan, termasuk merealisasikan jalan alternatif, agar masyarakat yang hendak bepergian ke Tanah Karo dan sekitarnya maupun sebaliknya tidak mengidap trauma kemacetan.

Korek batu yang masih menggantung

Setiap musim hujan, tambah Bengkel Ginting, lalu lintas yang padat akan mengancam jiwa manusia. Kemarin waktu kejadian, saya yang melintas dari Berastagi, harus putar balik, dan Minggu kemarin ketika melewati lokasi longsor, sangat ngeri melihat batu besar yang masih menggantung, sebutnya.

“Segera korek batu tersebut, supaya tidak curam lagi. Kalau tidak dengan curah hujan tinggi, longsor akan meminta korban lagi. Saya yakin, Gubsu dan DPRD sudah punya rencana solusi jangka pendek,” kata Bengkel Ginting yang juga mantan Komisioner KPU Provinsi Sumatera Utara itu.
Terpisah Kasat Lantas Polrestabes Medan, AKBP Sonny Siregar, mengaku, kondisi tebing masih sangat labil dan rawan sekali, terlebih lagi masih ada batu besar yang menggantung. “Arus lalulintas di titik longsoran sudah dibuka penuh. Namun, masih padat merayap dan seluruh kekuatan dikerahkan untuk menghindari kemacetan yang terlalu lama di lokasi longsor tersebut,” pungkas AKBP Sonny. (R1)

Baca juga:

1. Jalur Medan-Berastagi Putus Total Akibat Longsor, Mobil Pribadi Ditimpa Material Longsor

2. Sering Macet Total, Ketua DPRD Sumut Minta Kemenhub Larang Truk Melintasi Medan-Berastagi

3. Pak Jokowi, Sampai Kapan Kemacetan Parah Jalan Medan – Berastagi Bisa Diatasi

4. Jalan Medan – Berastagi “Emergency” 12 Jam Macet, Petani Karo Alami Kerugian Milyaran Rupiah

5. Lama Tinggal di Amerika, Aktor Tanta Ginting Tidak Lupa Tanah Leluhurnya, Begini Pandangannya Tol Medan – Berastagi

6. Catatan Redaksi, Bakar Uang Rp300 Milyar Setiap Tahun di Jalan Medan – Berastagi

7. Mubes Pemuda Merga Silima Indonesia ke IV 19-20 Maret 2021, Dihadiri Bupati Karo Terkelin Brahmana dan Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan

8. Akademisi USU, Dr Bengkel Ginting: 5 Bulan Kepemimpinan Bupati Karo Cory Sebayang Belum Terlihat Terobosan Pembangunan