Berastagi, Karosatuklik.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumatera Utara menggelar Rapat Evaluasi dan Penguatan Pemberitaan Pemilu 2024 di Hotel Internasional Sibayak (HIS) Berastagi, Kabupaten Karo, Rabu (27/3/2024).
Rapat dihadiri Kordiv Humas Datin Bawaslu Sumut, Saut Boangmanalu, Kordiv SDM Bawaslu Sumut, Romson Poskoro Purba serta Komisioner Bawaslu Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara, sejumlah narasumber dan undangan lainnya.
Pada kesempatan itu, Romson Poskoro Purba dalam arahan dan sambutannya mengatakan bahwa media adalah salah satu partner kita (Bawaslu) untuk mempublikasikan tugas-tugas pengawasan pemilu yang sudah berlangsung saat ini, dan sebentar lagi kita akan memasuki tahapan Pilkada 2024, ujarnya.
Menurut Romson Poskoro, dengan keterlibatan jurnalis, maka akan membantu kerja Bawaslu dalam pengawasan dan jurnalis bisa mengawasi jalannya Pemilu 2024 dalam perspektif pemberitaan, terangnya.
Tujuannya, supaya Pemilu yang berintegritas, demokratis dan bermartabat dapat terwujud. “Sehingga ada informasi yang tak diketahui Bawaslu bisa terjamah lewat pemberitaan jurnalis,” katanya
Sebab, Bawaslu memiliki keterbatasan dalam pengawasan pemilu secara umum. Perlu dukungan semua elemen masyarakat tak terkecuali jurnalis. Untuk itulah, pengawasan partisipatif perlu dilakukan bersama agar kita bisa menjaga kualitas Pemilu berjalan demokratis, mencegah adanya kampanye hitam (black campaign), isu sara dan hoak.
Dirinya mendorong aga Bawaslu Kabupaten/Kota se-Sumut terus melakukan konsolidasi para pihak. “Serta yang paling penting, memberikan edukasi kepada masyarakat dari perspektif pengawasan pemilu,” pesannya.
Pers Pilar Keempat Demokrasi
Hal senada juga disampaikan Saut Boangmanalu selaku Kordiv Humas Datin Bawaslu Sumut. “Saya sependapat dengan bang Romson. Buat teman-teman Bawaslu kabupaten/kota se-Sumut jangan alergi dengan teman pers,” katanya.
“Mari kita terbuka seterang-terangnya terkait informasi kerja-kerja kita, jika hal itu menurut teman-teman jurnalis layak untuk diekspose, silahkan. Dengan demikian masyarakat akan teredukasi dengan mengetahui kerja-kerja kita dalam pengawasan pemilu, sebagai salah satu bentuk transparansi,” pungkasnya.
Namun, sambung Saut Boang Manalu, dalam pemberitaan, khususnya pengawasan Pemilu, pers harus berpedoman pada kode etik. Yakni, harus bersikap independen. Tak boleh memihak kepada kepentingan tertentu. Harus netral dan tak terjebak pada kepentingan apapun, ucapnya.
“Selain netral, sama halnya dengan Bawaslu yang harus memegang teguh integritas, pers juga harus menghasilkan pemberitaan yang akurat dan berimbang terkait pelanggaran Pemilu secara jelas dan akurat. Tentunya dengan melakukan konfirmasi berbagai pihak,” tegasnya.
Disisi lain, imbuh Kordiv Humas Datin Bawaslu Sumut itu, pers juga harus profesional, dan tidak menghakimi pihak tertentu dengan narasi, dan diksi pemberitaan yang menyudutkan salah satu pihak, ucap dia.
“Sebagai pilar keempat demokrasi, jurnalis tidak dinilai dari jam terbangnya, melainkan karyanya memberitakan suatu kebenaran,” pungkasnya.
Diskusi dan Tanya Jawab
Selanjutnya, acara diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh Idul Oberto Berasa berjalan dengan baik, sejumlah pertanyaan, ide dan gagasan mengalir menambah hangatnya rapat evaluasi dan penguatan pemberitaan Pemilu 2024 yang diselenggarakan oleh Bawaslu Sumut di kota dingin Berastagi.
Di penghujung acara, Idris Pasaribu selaku nara sumber di acara tersebut menyampaikan berbagai masukan dan poin-poin penting berikut berbagi pengalamannya dalam peliputan dunia jurnalistik. Diantaranya, wartawan senior itu, menyampaikan agar Bawaslu tidak pernah sembunyi-sembunyi ketika didatangi dan ditanyai atau dimintai keterangan oleh teman-teman wartawan.
“Semakin Anda sembunyi atau tertutup, semakin dikejar,” kelakarnya.
“Jika pihak Bawaslu terkesan sembunyi atau menutupi, maka teman-teman wartawan akan semakin tertantang atau penasaran untuk selalu di intip, coba kalau terbuka pasti tak di intip,” tuturnya lugas. (R1)