Benarkah Mendonorkan Darah Punya Manfaat untuk Jantung?

Kesehatan989 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Di antara sejumlah manfaat mendonorkan darah secara teratur, menurunkan seseorang risiko terkena serangan jantung merupakan salah satunya, menurut sebuah penelitian tahun 2013.

Menurut studi itu, seperti disiarkan Healthline beberapa waktu lalu, simpanan zat besi tubuh yang tinggi diyakini dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan mendonorkan darah secara teratur dapat menurunkan simpanan zat besi itu. Sementara itu, studi pada 2017 menunjukkan donor darah reguler .mungkin berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung karena kadar kolesterol.

Penelitian lainnya yakni pada tahun 2019, para peneliti mengamati data hampir 160.000 wanita yang telah mendonorkan darahnya selama 10 tahun atau lebih. Mereka menyimpulkan donor darah menawarkan efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular, seperti dilaporkan Medical News Today.

Sementara itu, peneliti pada tahun 2007 yang mengamati data lebih dari 1 juta donor darah dan menemukan ada peluang pendonor sebanyak 4 persen lebih rendah untuk terkena kanker. Mereka menyimpulkan pendonor darah menikmati kesehatan yang lebih baik daripada rata-rata.

Sebuah studi tahun 2015 melihat kembali data yang sama. Peneliti setelah menyesuaikan dengan faktor-faktor lain menyatakan bahwa untuk setiap donasi tahunan, risiko seseorang meninggal karena sebab apa pun turun rata-rata sebesar 7,5 persen.

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof. Tjandra Yoga Aditama termasuk yang rutin mendonorkan darahnya semasa muda. Menurut dia, kondisinya baik-baik saja usai donor darah.

“Waktu dulu itu, tentu senang saja mendonorkan darahnya, segar-segar dan baik-baik saja,” kata dia melalui pesan singkatnya, Minggu.

Di sisi lain, mendonorkan darah memiliki manfaat bagi kesehatan emosional seseorang. Menurut laporan Mental Health Foundation, kegiatan ini dapat membantu seseorang mengurangi stres,meningkatkan kesejahteraan emosional, membantu menghilangkan perasaan negatif, memberikan rasa memiliki dan mengurangi isolasi.

Seseorang yang mendonorkan darahnya pun sekaligus mengidentifikasi dampak buruk terhadap kesehatannya. Hal itu bisa terjadi karena setiap orang yang mendonorkan darahnya harus melakukan pemeriksaan fisik sederhana dan tes darah sebelum mendonorkan darahnya.

Meskipun bukan tes mendalam, namun, pemeriksaan itu dapat membantu mengidentifikasi masalah kesehatan yang tidak diketahui, seperti anemia atau tekanan darah tinggi atau rendah. Tes itu akan memeriksa antara lain tekanan darah, suhu tubuh, detak jantung, kadar hemoglobin atau zat besi.

Jika tes menunjukkan adanya masalah, seseorang tidak akan dapat mendonorkan darahnya. Hasil tes bisa menjadi langkah awal untuk mencari pengobatan.

PMI Anjurkan Masyarakat jadikan Donor Darah sebagai Gaya Hidup Sehat

Ketua Bidang Pengembangan Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) dr Linda Lukitari Waseso menganjurkan masyarakat menjadikan donor darah sebagai gaya hidup untuk meningkatkan kesehatan diri sendiri sekaligus membantu orang lain yang membutuhkan.

“Donor darah memang seharusnya menjadi gaya hidup, kalau penduduk di Indonesia yang banyak ini, misalnya 80 persen menjadikan donor darah sebagai lifestyle, maka penduduknya sehat semua,” kata Linda pada diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Diskusi yang mengulas tentang peran UDD PMI dalam memenuhi kebutuhan darah nasional diselenggarakan dalam rangka memperingati hari donor darah sedunia yang jatuh pada hari ini, Rabu (14/6).

Data yang disampaikan Linda, kebutuhan darah di Indonesia yakni dua persen dari total jumlah penduduk, dimana pada 2022 PMI telah mengumpulkan donasi kantong darah sebanyak hampir 3,8 juta dari seluruh Indonesia, dan telah memenuhi 93 persen kebutuhan darah secara nasional sesuai dengan standar World Health Organization (WHO).

“Kita mengoleksi kantong darah kurang lebih 3,8 juta, tapi itu kan kita bagi komponen lagi, jadi satu kantong darah bisa dibagi tiga, yaitu trombosit, plasma, dan sel darah merah, sehingga satu kantong darah itu bisa untuk tiga orang, dan kekurangannya bisa diatasi oleh pemerintah, karena penyelenggaranya saat ini tidak hanya PMI, tetapi pemerintah pusat dan daerah,” kata dia.

Linda juga meluruskan hoaks yang selama ini beredar di tengah masyarakat, bahwa ketika mendonorkan darah maka darah bisa habis. Sebaliknya, donor darah justru akan membuat tubuh lebih sehat.

“Ada hoaks kalau donor nanti darahnya habis, itu tidak benar, justru darah akan tergantikan dengan yang lebih baik, karena oksigenasi di dalam tubuh kita melalui aliran darah menjadi lebih baik, jadi kita ringan badannya, malah nanti ketagihan deh,” ujar dia. (R1/Ant)