Berani Mengambil Resiko, Felix Sukses Buka Wisata Edukasi Madu Efi

Berita, Travel4968 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Anak muda jangan hanya terjebak pada keinginan membuka usaha tanpa lebih dulu memetik pengalaman dari pekerjaan yang dilakoni. Anak muda, wadah berkreasi dan berimprovisasi

Felix Zulhendri (35). Seorang pemuda yang berani mengambil risiko sepulang dari New Zealand. Ya, ia mempunyai pengalaman profesional sebagai ilmuwan di bidang ilmu pangan dan bioproteksi, wow, menarik bukan.

Kata Felix, ia pulang dari New Zealand pada tahun 2014. Sepulang dari sana, ia melihat ada peluang usaha mengembangkan kebun milik keluarganya. Setelah dikelola, ia membuka wisata edukasi untuk umum, awal 2018.

Felix Zulhendri, owner Destinasi Wisata Edukasi Madu Efi dan Andreas Andika Meliala (Founder/Owner Sapo Kahoowa Kopi Karo). (Karosatuklik.com/robert tarigan)

Inspirasi Wisata Madu Efi sebenarnya memang dibuka untuk jualan, awalnya masih tamu-tamu sendiri. Kalau di Siosar (kebun bunga)  itu baru dibuka untuk umum, kata Felix saat bincang-bincang dengan karosatuklik.com, Selasa petang (08/09/2020) di Kebun Madu Efi.

Sebagai pengusaha, hal pertama yang dilakukan Felix adalah berani mengambil risiko. Walau tak ada basic ilmu pariwisata, Felix mengaku tidak alami kesulitan. Katanya, potensi bisa digali selagi ada kemauan.

Itulah sekilas tentang Felix Zulhendri, owner Wisata Edukasi Madu Efi. Memiliki luas sekitar 28 hektar, terletak di areal lahan yang berbukit, biasa disebut “Negeri Diatas Awan” Siosar, atau Puncak 2000. Sehingga membuat udara dikawasan wisata yang instagramable ini terasa segar dan sejuk.

Kabupaten Karo memang dikenal kaya raya dengan view alam yang indah, walau belum semua di eksplorasi dengan baik oleh Pemerintah Daerahnya, kalah start dengan pelaku wisata di luar pemerintah. Felix contohnya, lebih cepat mengeksekusi ide, berani mengambil risiko.

Daya tarik Madu Efi bukan sebatas sisi rancangannya yang kreatif, inovatif berbasis edukasi dan kekinian. Namun, rangkaian spot-spot foto menawan di destinasi seluas 28 hektar ini juga sangat banyak sehingga pengunjung dimanjakan dengan keleluasaan sensasi berlibur yang menyenangkan dengan hamparan bunga yang indah, masih tergolong langka di Sumatera Utara.

Mulai Dari Nol

Ingin menikmati sensasi nongkrong sambil ngopi di alam terbuka? Lagi-lagi Madu Efi tahu selera anak muda, kafe ber-arsitektur rumah adat Karo “Siwaluh Jabu” ini tempat yang nyaman di alam terbuka menikmati atmosfer udara dingin di Puncak 2000.

Sajian Kopi yang di tawarkan memiliki cita rasa khas Kopi Arabika Tanah Karo yang diseduh langsung oleh Sapo Kahoowa Kopi Karo.

Sapo Kahoowa Kopi Karo adalah salah satu peggiat kopi dari dataran Tinggi Karo. Dengan berbagai proses ‘seleksi’ pasca panen dan metode seduh penikmat kopi akan merasa sensasi beda di lidah, ketika menyeruput rasa dan aroma kualitas terbaik.

Racikan kopi Andreas Andika Meliala (Founder/Owner Sapo Kahoowa Kopi Karo) akan membuat pengunjung ketagihan selalu berkunjung ke destinasi Wisata Edukasi Madu Efi.

Seperti diketahui Andreas Meliala adalah salah satu penggiat kopi Karo yang sudah lama bergerak di bisnis Kopi Karo dan memulainya dari nol beberapa tahun lalu.

Bergerak perlahan mengikuti proses, mengembangkan kopi dengan meninggalkan zona nyamannya sebagai karyawan di salah satu Bank BUMN dan memilih hidup dengan kopi. Dan sampai saat ini sudah mengelola empat (4) lokasi Coffee Shop yang berbeda.

View menakjubkan dari kabin Madu Efi. (Karosatuklik.com/robert tarigan)

Saat bincang-bincang dengan karosatuklik.com, Selasa malam, Andre biasa disapa, mengaku kopi sudah dikenal sebagai minuman yang mampu mengubah kondisi sosiologi hingga sosial bagi siapapun yang menikmatinya.

Penyebabnya, yaitu menikmati secangkir kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban dalam satu dekade terakhir, bahwa dulu kopi menjadi minuman yang digemari para orang tua, tetapi kini kopi sudah menjadi bagian gaya hidup modern sekaligus minuman favorit anak muda, kisahnya.

Dibalik narasi kopi ala Andreas Meliala, terselip kutipan filosofi, bahwa kopi tak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya. Karena di hadapan kopi, kita semua sama.  Lanjutnya, “Cuma segelas kopi yang bercerita kepadaku bahwa yang hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu menyedihkan.” Sebutnya. (R1)