Bisnis Antar Makanan Makin Sengit

Bisnis1010 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Momentum stay at home saat pandemi Covid-19 merebak menjadi berkah bagi bisnis pesan antar makanan. Peluang bisnis ini membuat Grab, Gojek, Shopee, hingga Traveloka kebanjiran pesanan sekaligus kedatangan pesaing.

Baru-baru ini layanan antar makanan milik AirAsia mulai mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Setelah pada awalnya hanya beroperasi di wilayah Tangerang, sejak akhir bulan lalu layanan ini sudah bisa dinikmati di DKI Jakarta.

Masuknya AirAsia menambah panjang pemain yang bermain di bisnis pengantaran makanan.

Dalam akun Instagram-nya pada 30 Juni 2022 lalu, AirAsia menyatakan jika layanan tersebut telah hadir di Jakarta. Pihak perusahaan juga meminta pengguna untuk mencobanya langsung di aplikasi AirAsia.

“Akhirnya datang juga: airasia food ke Jakarta! Kami siap lepas landas demi bikin perut kamu puas! Coba sekarang juga hanya di airasia Super App!,” tulis AirAsia dikutip Sabtu (23/7/2022).

Sebelumnya pada Maret lalu, AirAsia Food resmi debut di Indonesia dan hanya bisa diakses di wilayah Tangerang. Pantauan CNBC Indonesia, Kamis (21/7/2022), fitur Food sudah online di Jakarta bahkan telah menyesuaikan dengan lokasi terdekat dari penggunanya.

Cara memesannya pun mudah seperti menggunakan layanan lain yang sudah tersedia sebelumnya, klik menu Food di halaman depan aplikasi. Berikutnya pilih restoran dan klik makanan atau minuman yang diinginkan.

AirAsia juga memiliki opsi makanan diantar langsung atau pengguna dapat mengambilnya sendiri di restoran.

Ramainya sektor ini kemungkinan karena tampil cemerlang di tengah pandemi. Pada laporan e-Conomy SEA 2021, salah satunya menyebut peralihan kebiasaan konsumen menggunakan digital melesat dari 2020 ke paruh pertama 2021 mencapai 21 juta konsumen.

Gross Merchandise Value (GMV) sektor digital juga bertumbuh US$ 6,9 miliar tahun 2021 dari US$ 5,1 miliar pada tahun 2020. Artinya melonjak 36% hanya dalam waktu satu tahun.

GMV sektor layanan antar makanan dan transportasi juga diprediksi terus akan bertumbuh pada 2025 mendatang. Sektor itu akan bertumbuh 25% mencapai US$ 16,8 miliar. (CNBCIndonesia)