Bobby Nasution Minta Masyarakat Kota Medan Tidak ‘Panic Buying’

Sumut1424 x Dibaca

Medan, Karosatuklik.com – Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mengimbau masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi penerapan PPKM Darurat yang berlangsung mulai tanggal 12 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021.

Meski Kota Medan menerapkan PPKM Darurat, dia menegaskan kondisi covid-19 di Kota Medan tidak terlalu parah.
Hal itu dikatakannya dalam arahannya pada Apel Operasi Kontijensi Aman Nusa II Toba-Lanjutan dalam rangka Pelaksanaan PPKM Darurat di Kota Medan, di Kawasan Lapangan Merdeka Medan, Senin (12/07/2021).

Meski tidak terlalu parah, namun Bobby mengatakan Kota Medan selaku Ibukota Provinsi Sumatera Utara dan kota terbesar ketiga di Indonesia, harus menghindari efek pimpong kasus covid dari Pulau Jawa dan Bali.

Yang lebih penting dilakukan, kata Bobby secara khusus kepada jajarannya pada apel itu, menekankan pentingnya dilakukan 5M (memakai masker, mencuci tangan, mengatur jarak, menghindari kerumunan, dan meningkatkan imunitas).

Saya kembali imbau masyarakat, tolong jangan panik. Ini hanya dilakukan pengetatan saja agar tidak terjadi kerumunan mobilitas.

“Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat Kota Medan mari disiplin dan patuh protokol kesehatan yang 5M yakni menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, menjaga jarak, menjauh kerumunan serta yang paling penting membatasi mobilitas,” ujarnya .

Bobby Nasution juga mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak melakukan panic buying dalam menghadapi PPKM Darurat ini. Bobby mengatakan, Mal memang ditutup dan tidak boleh beroperasi.

Namun untuk tempat perbelanjaan yang menjual kebutuhan pokok, pasar tradisional, ataupun swalayan masih boleh buka sampai pukul 20.00 WIB. Selain itu, hotel juga masih boleh buka dengan kapasitas 50%.

Menghindari Efek Pimpong Kasus Covid dari Pulau Jawa

Meski tidak terlalu parah, namun Bobby mengatakan Kota Medan selaku Ibukota Provinsi Sumatera Utara dan kota terbesar ketiga di Indonesia, harus menghindari efek pimpong kasus covid dari Pulau Jawa dan Bali.

Yang lebih penting dilakukan, kata Bobby secara khusus kepada jajarannya pada apel itu, menekankan pentingnya dilakukan 5M (memakai masker, mencuci tangan, mengatur jarak, menghindari kerumunan, dan meningkatkan imunitas).

Lanjutnya, faktor kunci memutus penyebaran covid adalah dilakukannya 3T (tracing, testing, dan treatment).

“Saya ingin menekankan ke Pemko Medan, jangan lupa memutus mata rantai covid tidak cukup 5M, namun peran kita untuk benar-benar bisa sukses 3T. Ini kuncinya,” ujarnya.

“Kita harus bisa tracing 806 per hari. Memang kita udah 820 per hari. Testing 15 kontak erat harus bisa kita laksanakan. Hari ini kita dibantu TNI dan Polri, ambil peran itu. Saya minta untuk testing, tracing benar-benar diperketet. Begitu juga dengan treatment harus berjalan dengan baik,” ujarnya. (R1)