Buat Lawan Ciut Nyali, Indonesia Bakal Borong 40 Unit Helikopter Serang Terbaik Dunia AH 64 Apache

Nasional6864 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Indonesia bisa dibilang sangat superior di kawasan Asia Tenggara untuk urusan helikopter serang karena punya AH-64 Apache versi Guardian.

Indonesia juga semakin berbahaya karena AH 64 Apache diduetkan dengan helikopter monster Rusia Mi-35 Hind E.

Duo AH 64 Apache dengan Mi-35 Hind E ini jelas membuat Indonesia memiliki killer tank terbaik di Asia malahan.

Penggunaan Apache sendiri pertama kali didengungkan oleh US Army untuk membantu pasukannya di palagan perang Timur Tengah.

Pada operasi Dessert Storm misalnya dimana US Army sangat taktis menguasai medan dengan penggunaan helikopter serang.

Apache bersanding dengan AH-1 Super Cobra sahut menyahut membombardir garis pertahanan Irak.

Tank-tank Saddam Hussein pun kena gebuk helikopter tersebut dimana jumlah damage terbesar malah dihasilkan keduanya dibanding MBT Abrams maupun jet tempur US Navy.

Untuk Indonesia, sebelum kedatangan Apache mereka lebih dulu membeli Mi-35 dari Mil Helicopter Rusia.

Dikutip dari rhc.aero, Mi-35 sendiri merupakan versi upgrade dari varian Mi-24.

Ia dijuluki ‘Tank Terbang’ karena kekuatan penghancurnya layaknya tank namun mampu terbang seperti helikopter.

Lahirnya Mi-35 sendiri ada hubungannya dengan kehadiran AH-1 Cobra USMC di perang Vietnam.
Rusia yang melihat betapa bergunanya heli serang AS itu di Vietnam tertarik ikut mengembangkan.

Namun Rusia maunya satu heli hybrid dimana Mi-35 dirancang sebagai tank killer namun juga bisa digunakan untuk angkut pasukan.

Hebatnya Mi-35 Indonesia diberi proteksi anti proyektil sehingga bila ia diberondong senapan mesin peluru akan mental tak bisa menembusnya.

Mi-35 dipersenjatai dengan rudal pelibas tank yakni AT-9 Spiral ‘Ataka’.

Beralih ke Apache, walau sudah mempunyai Mi-35, TNI AD juga membeli heli serang dari AS itu.

Pembelian 8 unit Apache oleh Indonesia saat itu jelas membuat publik Asia Tenggara geger lantaran heli serang terbaik dunia akan dimiliki Indonesia.

Singapura saja yang teman dekat AS hanya memiliki dua unit Apache namun versinya masih dibawah Indonesia.

TNI AD menerima delapan unit Apache pada 29 Maret 2018 setelah dikirim melalui jalur laut menuju pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

Menurut kabar kala itu, sebagian Apache ditempatkan di Natuna untuk memperkuat batalyon komposit TNI di sana.

Kontrak pembelian Apache Indonesia sendiri menelan biaya 1.42 miliar dolar AS, lebih mahal dari pembelian Su-35.

TNI AD membeli versi yang paling canggih yakni Guardian dimana ia dilengkapi dengan sensor tercanggih M-TADS/PNVS (Modernized Target Acquisition Designation Sight/ Pilot Night Vision Sensor).

Kemudian ada empat unit Apache Indonesia dibekali radar tercanggih pula yakni Northrop Grumman AN/APG-78 Longbow.

Belum cukup sampai disitu, AH-64E Guardian TNI AD ternyata dibekali daralink MUM-TX sehingga awak helikopter dapat mengendalikan drone sehingga sekali terbang Apache mampu membawa ‘pengawal’.

Baik Mi-35 dan AH 64 Apache saat ini tergabung dalam skadron serbu 31 Puspenerbad yang berkedudukan di Semarang.

Namun dalam buku Plan Bobcat yang diluncurkan baru-baru ini menyebut Indonesia hendak menambah jumlah Apache.

Bahkan tak tanggung-tanggung Indonesia akan membeli 40 unit Apache.

Rinciannya delapan unit per lima tahun sehingga pada 2045 total ada 40 unit.

“Untuk alutsista tersebut di atas perlu kiranya diadakan helikopter serang sekelas AH-64E sebanyak delapan unit per lima tahun atau 40 unit hingga 2045,” tulis buku tersebut.

Namun tidak tahu apakah AH-64 Apache Indonesia ini nantinya akan masuk ke Puspenerbad atau matra lainnya. (R1/ZonaJakarta)