Bupati Karo: Wisatawan Diminta Hindari Kawasan Bahaya Gunung Api Sinabung

Karo2253 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Pemkab Karo mengimbau masyarakat untuk menghindari area kawasan Gunung Sinabung. Hal ini lantaran kondisi intensitas curah hujan tinggi yang dapat menimbulkan bahaya.

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi menyeluruh oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia, area Gunung Sinabung sedang dalam status level II (waspada) dan tingginya curah hujan berpotensi menyebabkan erupsi, hujan abu, serta banjir lahar dingin. Hal ini juga dikarenakan adanya endapan abu vulkanik dan material hasil erupsi sebelumnya,” tulis akun Facebook Dinas Kominfo Kabupaten Karo, Rabu (27/12/23).

Saat dikonfirmasi, Bupati Karo melalui Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Karo Frans Leonardo Surbakti, SSTP, membenarkan informasi itu. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari area yang harus dihindari.

“Tingginya curah hujan berpotensi menyebabkan erupsi, hujan abu, serta banjir lahar dingin. Ini juga dikarenakan adanya endapan abu vulkanik dan material hasil erupsi sebelumnya,” sebut dia.

“Wisatawan atau pengunjung diminta untuk tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi dalam radius 3 km dari puncak Gunung Sinabung dan radius sektoral 4,5 km untuk sektor selatan Gunung Sinabung ” ucapnya mengingatkan warga dan wisatawan tidak beraktivitas di radius tersebut.

Berdasarkan rilis resmi dari Kementerian ESDM Badan Geologi, hasil pengamatan pada 1-25 Desember 2023, tercatat 8 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 23 kali gempa hembusan, 14 kali harmonik, 3 kali gempa low frequency, 6 kali gempa tornillo, 14 kali gempa hybrid, 24 kali gempa tektonik lokal, 53 kali gempa tektonik jauh, gempa tremor terus menerus dengan amplitudo 2-4mm, dan 3 kali getaran banjir.

Terpisah, Armen Putra petugas Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pemantauan Gunung Api Sinabung yang terletak di Jalan Kiras Bangun, Kecamatan Simpang Empat ini juga mengingatkan hal yang sama, agar wisatawan tidak memasuki kawasan berbahaya dalam radius 3 km dari puncak Gunung Sinabung dan radius sektoral 4,5 km untuk sektor selatan Gunung Sinabung, pesannya.

Erupsi Sejak Tahun 2010

Sekedar mengingatkan kembali, Gunung Api Sinabung, pertama kali meletus pada 27 Agustus 2010, gunung ‘petarung’ di Kabupten Karo yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera Utara ini terus menerus erupsi.

Berhenti 2 tahun, berlanjut lagi pada 15 September 2013, Sinabung kembali meletus pada Pukul 03.00 WIB menyebabkan 3.700 orang yang berada dalam radius 3 kilometer di sekitar gunung dievakuasi setelah sebelumnya 12 ribu jiwa warga dievakuasi ke kota Kabanjahe.

Lalu, letusan pada Februari 2014 menyebabkan 17 orang meninggal dunia di desa Bekerah, Gurukinayan dan erupsi pada 22 Mei 2016 menyebabkan 7 orang tewas di desa Gamber Kecamatan Simpang Empat dan banyak orang yang mengalami luka bakar saat terjadi luncuran awan panas.

Hingga pada 2 Juni 2019 Gunung Sinabung kembali menyemburkan material vulkanik setinggi 7 Km. Dalam catatan Karosatuklik.com beberapa waktu terakhir, ini adalah erupsi yang paling tinggi.

Erupsi juga disertai luncuran awan panas 3,5 kilometer arah tenggara dan selatan 3 kilometer. Suara gemuruh terdengar sampai ke pos pengamatan Gunung Api Sinabung.

Pada tahun 2020 juga beberapa kali menyemburkan material vulkanik maupun banjir lahar dingin di seputaran di sisi barat Sinabung di Desa Sukantendel, Kecamatan Tiga Nderket.

Terakhir tercatat, akibat hujan deras yang menimpa wilayah Kabupaten Karo, Kamis sore (26/8/2021) hingga dini hari menyebabkan sejumlah kejadian di wilayah itu.

Laharan Gunung Sinabung untuk kesekian kalinya di sisi barat Sinabung di Desa Sukantendel, Kecamatan Tiga Nderket.

Jalan Kabanjahe – Kutabuluh yang melintasi lokasi itu, ditimbun material laharan, seperti bongkahan batang kayu, batu, pasir dan lumpur. Pemkab Karo dan Polsek Tiga Nderket serta dibantu warga sekitar langsung bergerak gotongroyong membersihkan material. (R1)