Catatan Redaksi, Menunggu Ide-ide Segar dan Spektakuler

Bisnis, Catatan Redaksi, Karo2096 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Dari dapur redaksi (newsroom) Karosatuklik.com, Minggu petang (20/09/2020), kami memandang positif setiap kandidat pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Karo “berjanji” menyampaikan niat baiknya membangun Kabupaten Karo kedepan.

Melihat realitas terkini, sejatinya pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Karo dalam Pilkada 2020, diharapkan memiliki ide-ide segar dan spektakuler untuk membuat terobosan pembangunan. Tidak sekedar melempar janji manis meraih simpati di saat kampanye saja.

Kabupaten Karo sudah lama dikenal sebagai daerah pertanian tertua di Sumatera Utara. Calon kepala daerah selalu menomor satukan sektor pertanian dalam setiap janji politiknya. Namun dalam perjalanannya, kita tidak tahu kemana arahnya daerah ini, apakah pertanian, pariwisata atau sektor lainnya.

Nah, sebagai sentra pertanian yang memasok kebutuhan pokok untuk beberapa daerah di sekitarnya, khususnya ke Ibukota Provinsi Sumut di Medan maupun ke daerah lainnya, sangat wajar daerah ini memiliki ‘ikon’ baru yakni pasar induk grosir hasil-hasil pertanian.

Untuk meningkatkan daya saing petani dan roda perekonomian masyarakat Karo yang sekitar 80 % menggantungkan hidupnya dari pertanian, sudah sewajarnya rezim akan datang, memikirkan pembangunan pasar induk grosir hasil-hasil pertanian.

Pasar ini nantinya akan menjadi Pusat (sentra) jual beli masyarakat yang juga berperan menampung seluruh hasil pertanian dari seluruh petani Kabupaten Karo. Tidak lagi berserak seperti selama ini terjadi, sehingga petani rentan dipermainkan harga jual oleh para pembeli atau pengumpul.

Langkah ini, diyakini dapat meningkatkan roda perputaran ekonomi baik masyarakat khususnya petani dan pedagang lokal maupun pedagang dari luar daerah. 

Untuk menaikkan daya tawar petani, Kabupaten Karo diminta membangun pasar induk grosir. (Karosatuklik.com/Robert Tarigan)

Dengan adanya pasar induk yang menampung hasil pertanian, petani tak perlu khawatir lagi kemana akan memasarkan barang mereka. Karena ada pasar yang selalu siap menampung hasil bumi yang mereka tanam.

Keuntungan lain, petani dapat langsung menjual hasil usaha taninya dan terhindar dari praktik tengkulak yang selama ini mendapat keuntungan besar atas perdagangan produk petani. Selama ini sistem distribusi produk pertanian hortikultura masih terlalu panjang (boros), karena masih melibatkan pengumpul.

Padahal, sering kali pengumpul justru menjadi pihak yang berspekulasi, dan membuat harga menjadi fluktuatif. Otomatis daya tawar petani rendah, justru kita butuhkan sekarang ini gagasan spektakuler untuk menaikkan daya tawar petani, caranya, salah satu dengan membangun pasar induk grosir.

Lazim diketahui kalau pemenang pilkada kemudian justru kesulitan merealisasikan banyak janji dan program mereka saat kampanye. 

Kelihaian retorika membuatnya tampak layak dipercaya sehingga calon pemilih kerap terperdaya. Sejatinya, kampanye yang baik, idealnya didasari niat baik dan kejujuran.

Sebagaimana dalam prinsip manajemen, hasil yang baik hanya akan tercapai bila segenap prosesnya dilakukan dengan baik pula, jauh dari praktik tercela seperti money politik.

“Kebaikan dalam berkata akan menghasilkan keyakinan. Kebaikan dalam berpikir menumbuhkan kesungguhan. Kebaikan dalam memberi melahirkan cinta” (Lao Tzu).

Siapakah calon Bupati Karo yang tidak sekedar melempar janji manis, tapi memiliki ide segar dan konkrit membangun pasar induk grosir pertanian, kita tunggu. (R1)