Catatan Redaksi, Pemkab Karo Ditantang Keluar dari Zona Nyaman

Catatan Redaksi, Karo2728 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo diminta untuk berinovasi dengan berpikir kreatif dan tidak monoton.

Meskipun memang saat ini Indonesia masih menghadapi masa sulit akibat pandemi Covid-19.

Masyarakat menaruh harapan besar di pundak Bupati Karo Cory Seriwaty Sebayang dan Wakil Bupati Theopilus Ginting.

Menciptakan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya untuk Kabupaten Karo memang bukan perkara mudah.

Disinilah letak pentingnya pemimpin yang mau dan mampu bekerja untuk perubahan itu sendiri. Kini, Bupati Karo Cory Seriwaty Sebayang dan Theopilus Ginting harus segera gerak cepat, karena waktu juga terus berjalan dengan cepat.

Sejumlah harapan mulai dari sektor perekonomian hingga keseriusan penanganan kesehatan, sektor pendidikan dan lainnya untuk pemimpin baru di Kabupaten Karo menjadi pekerjaan rumah (PR) Bupati dan Wakil Bupati yang baru. Tentu disana ada semangat baru dan juga harapan baru dari masyarakat.

Dari dapur Redaksi Satuklik.com, Jalan Pahlawan Kabanjahe, Senin malam (03/5/2021), kami memberikan sedikit catatan dan menggaris bawahi, bahwa tanpa keberanian keluar dari zona nyaman, sepertinya harapan baru itu sulit tercapai.

Permasalahan pendidikan masa pandemi yang mengharuskan belajar di rumah, dimana masih banyak anak miskin yang kesulitan mengakses internet. Ini sebuah realita yang tidak bisa dipungkiri, belum lagi akibat dampak parah ekonomi bagi orang tua anak-anak sekolah.

Banyak orang tua mulai kebingungan memenuhi kebutuhan keluarga di masa pandemi, hendaknya menjadi perhatian serius Pemkab Karo kedepan.

Permasalahan ekonomi ditengah pandemi Covid-19 ini, pemerintah terkesan gagap untuk mengatasi persoalan perekonomian khususnya ekonomi kerakyatan.

Dari sektor kesehatan ini yang sangat penting karena di tengah kondisi pandemi Covid-19 kepala daerah ibarat seorang dokter, yang harusnya bisa mengimplementasikan 3M dalam program kerja.

Ekspektasi masyarakat yang tinggi akan terwujudnya pembangunan Kabupaten Karo yang lebih baik adalah impian semua warga di 17 kecamatan dari 269 desa/kelurahan.

Pemkab Karo semakin dituntut lebih agresif, piawai, cerdas memanfaatkan peluang dan menggali sumber-sumber potensi yang ada serta tidak kalah pentingnya menekan kebocoran sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD).

Penanganan pandemi Covid-19 perlu lebih dipertajam, misalnya tempat-tempat cuci tangan di fasiltas umum, ntah bagaimana sekarang nasibnya.

Belum lagi kebijakan terkait masker dan pembatasan berkerumun itu tidak jelas pengawasannya.

Pemkab Karo harus memiliki inovasi nyata menekan kasus aktif, meningkatkan kesembuhan dan menekan angka kematian agar zona risikonya dapat berubah menjadi lebih baik.

Kedepan, pembangunan daerah, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, semuanya harus terdata dan terukur.

Aspek Kesehatan

Dari aspek kesehatan, misalnya, masih terdapat banyak masyarakat melakukan rawat inap di rumah sakit swasta.

RSU Kabanjahe yang milik Pemkab Karo saja masih sering dikeluhkan pasien, mulai dari pelayanan dokter yang lebih lama waktunya di tempat-tempat praktek pribadi.

Belum lagi pelayanan yang masih dibawah standar, masalah obat hingga kebersihan, konon pula puskesmas-puskesmas kecamatan mampu memberikan pelayanan kesehatan terbaik.

Jangan heran bila makin banyak warga Karo berobat ke rumah sakit ternama di Medan maupun ke negeri seberang seperti Penang, Malaysia dan Singapura.

Setahun lebih pandemi Virus Corona telah mengajarkan kita bahwa betapa pentingnya merestorasi sektor kesehatan. Ini sangat penting untuk segera dibenahi. Bagaimana penyiapan langkah-langkah taktis dan strategis pemerintah dalam mengatasi dan mengurangi angka kemiskinan masyarakat Karo.

Terutama yang dominan berkaitan dengan bagaimana meningkatkan sektor sektor riil, sektor sektor yang mendongkrak ekonomi dalam konteks mendukung indeks pembangunan manusia Kabupaten Karo diantaranya adalah bidang kesehatan, bidang pendidikan dan tentunya di bidang ekonomi.

Ekonomi Kreatif Berbasis Digital

Mengingat sekarang ini dunia digital sudah menjadi kebutuhan urgen masyarakat terutama di tengah pandemi. Kabupaten Karo memiliki banyak potensi, salah satunya bisa dibuat atau dikembangkan adalah usaha ekonomi kreatif.

Tapi tentunya, tidak sekedar ucapan, tapi pemerintah hadir mendukung usaha-usaha tersebut.

Contohnya, membangun desa Kopi Karo, desa adat dan budaya, desa wisata berbasis digital dan lainnya. Tujuannya, untuk memajukan aktivitas yang berkaitan dengan ekonomi kreatif. Sebab dari data pengguna IT di daerah ini mempunyai potensi besar.

Dengan edukasi dan kegiatan ekonomi kreatif sehingga dampaknya bisa dirasakan masyarakat. Pada akhirnya bisa berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat

Disini sangat dibutuhkan bentuk kolaborasi bersama pelaku UMKM dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Dengan demikian akan semakin dikenal masyarakat luas sehingga pemanfaatan IT dalam memasarkan produk UMKM kian berkembang pesat.

Tantangan kedepan semakin berat dan kompleks, apalagi bencana erupsi Gunung Sinabung maupun pandemi Covid-19 belum diketahui sampai kapan akan berakhir, sementara disisi lain persaingan antar daerah dalam berbagai bidang dan sektor semakin ketat.

Tidak Memiliki Daya Saing

Sektor pertanian dan pariwisata yang sering digemborkan oleh pemerintah daerah sebagai ‘nafasnya’ Kabupaten Karo dalam kenyataannya tidak memiliki daya saing yang kuat dalam memacu pengembangan ekonomi masyarakat. Pertanyaannya mengapa bisa demikian?

Jawabannya cukup sederhana, bahwa sektor pertanian yang sebagian besar ditekuni oleh masyarakat Karo adalah sektor pertanian tradisional, secara implisit, ia tidak memiliki nilai tambah yang cukup besar untuk mengangkat derajat kesejahteraan petani menjadi lebih baik.

Politik Anggaran

Sederhananya adalah, tidak ada insentif yang cukup berarti bagi petani untuk dapat mengembangkan pertanian mereka. Daya saing mereka lemah.

Demikian halnya dengan potensi pertanian holtikultura, yang jika saja digarap secara profesional dan didukung penuh Pemkab Karo, daerah ini akan menjadi lumbung terbaik pertanian hortikultura di Sumut.

Artinya politik anggaran sudah saatnya memihak ke dua sektor yang menjadi andalan daerah ini.

Kepan yang perlu diperhatikan adalah persaingan produk pertanian ini semakin ketat di tengah pasar yang semakin terbuka dengan produk pertanian impor yang lebih murah, dan pada saat yang sama biaya produksi yang harus ditanggung petani kita juga semakin besar.

Oleh karena itu, perlu dicari solusi yang efektif agar kesinambungan sektor pertanian holtikultura dapat terus berlanjut dan mampu menjadi leading sektor serta memberikan efek multiplier terhadap sektor perekonomian lainnya.

Demikian juga pentingnya pemetaan syarat calon kepala dinas perlu diperketat dengan fungsi bahwa pemetaan itu dimaksudkan sebagai sebuah penyempurnaan kualitas. Plus menempatkan orang sesuai latar belakang ilmu yang dimilikinya.

Dengan pemimpin yang mau dan mampu bekerja untuk perubahan diyakini sejumlah persoalan yang mendera daerah ini akan terurai satu persatu.

Namun sangat penting dipahami, tanpa keberanian keluar dari zona nyaman, kita akan terus dihadang oleh beragam permasalahan yang semakin kompleks dan terus berdinamika, apalagi kedepan tantangan daerah ini semakin berat.

Tanpa keberanian keluar dari zona nyaman, pembangunan akan stagnan atau tidak maksimal. Langkah cepat dan terukur dari OPD se jajaran Pemkab Karo selaku eksekutor program perlu dipacu lebih tajam.

Demikian juga koordinasi lintas OPD dan Camat serta kewilayahan sangat minim sehingga yang muncul selama ini adalah terkesan jalan sendiri-sendiri.

Ego lintas sektoral masih dominan, kedepan hal ini harus dihilangkan. Lintas OPD Pemkab Karo dan DPRD harus bersatu padu dan saling berkolaborasi demi mewujudkan visi misi Bupati Karo, Cory Seriwaty Sebayang dan Wakil Bupati Theopilus Ginting. (R1)