Cerita Waldi Sembiring “Kopi Kodok” Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Karo2285 x Dibaca

Dokan, Karosatuklik.com – Tahun ini tidaklah mudah bagi pelaku usaha kopi termasuk bagi sektor usaha lainnya. Bertahan di tengah sengatan pandemic, butuh energi dan imun kuat. Banyak usaha di masa sulit ini gulung tikar, karena tidak tahan hantaman dampak Covid-19.

Pandemi Covid-19 membuat beragam usaha tergerus bisnisnya. Untuk tetap bertahan berbagai strategi pun dilakukan para pelaku usaha. Begitupun dengan usaha kopi kekinian yang ikut terimbas pandemi. Salah satunya adalah Dokan Coffe.

Berada di lokasi yang sangat strategis pinggir badan Jalan Lintas Sumatera Utara, Kabanjahe – Merek, tepatnya disamping Alfamart Simpang Dokan Kecamatan Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kopi Dokan dengan breny Dokan Coffe masih berusaha bertahan di tengah imbas pandemic.

Adalah Waldi Sembiring pengusaha Dokan Coffe lebih dikenal “Kodok” memulai dari nol dan bertahan di tengah pandemi, membutuhkan kiat dan strategi khusus. Menjaga kualitas dan stabilitas penjualan maupun harga bukan pekara mudah di saat masa –masa sulit ini, urai Waldi.

Mulai dari menanam kopi, memanen dan mengolah buah Cherry menjadi Greenbean, semuanya dikerjakan sendiri oleh Waldi Sembiring. Menonjolkan brandingnya “Kopi Dokan” (KODOK) untuk usaha kedai kopinya, dengan maksud desanya semakin dikenal dikalangan pelaku dan pebisnis kopi.

Ditengah rasa was-was, akibat pandemic belum diketahui sampai kapan akan berakhir, anggota Anggota DPRD Karo Firman Firdaus Sitepu, SH, membantu usaha Waldi Sembiring yang sempat megap-megap di tengah persaingan ketat semakin menjamurnya usaha yang sama dan dampak pandemic, perlahan Dokan Coffe mulai bangkit kembali.

Digitalisasi jadi salah satu strategi Waldi Sembiring bisa bertahan hingga saat ini dan kedepan akan lebih dimasifkan untuk lebih mengenalkan usahanya. Dia juga sedang mempersiapkan tim marketing berbasis teknologi informasi di bagian digital untuk memanfaatkan jasa transportasi online. Design beraneka jenis kopi-nya yang lebih fresh, menarik dan berfariasi juga sedang di rancang tim khusus menghadapi era digitalisasi.

Sekilas tentang Waldi Sembiring, yang sudah meraih berbagai penghargaan berkat keuletan dan dedikasi totalnya di dunia kopi, diantaranya, Juara 1 Festival Kopi Karo tahun 2017 (Uji Cita-Rasa), Juara 2 Festival Kopi Karo Tahun 2018 (Uji Cita-Rasa), bahkan dia menyabet juara 2 Festival Kopi Bondowoso 2018 (Uji Cita-Rasa).

Waldi Sembiring mengaku aroma dan citarasa kopi arabika Dokan, tidak kalah dengan kopi nusantara lainnya. Namun campur tangan pemerintah sangat penting kepada para petani, pelaku UMKM, pelaku dalam supply-chain dan eksportir kopi berharap adanya dukungan pemerintah berupa bantuan finansial langsung (pendanaan), bantuan langsung tunai (BLT), biaya operasional, insentif pajak, membuka resi gudang yang bisa diakses pada pelaku usaha di sektor ini, harapnya.

Tentunya juga, tutur Waldi Sembiring, pebisnis kafe kopi akan terus dituntut berinovasi dengan dinamika kondisi perekonomian di masa mendatang sehingga dapat kian adaptif.

Terlebih lagi, belum ada kepastian kapan pandemi Covid-10 akan berakhir. Pemerintah juga diharapkan dapat terus mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang dapat mendorong sektor usaha termasuk UMKM sehingga roda perekonomian lokal dapat tetap berjalan meskipun tidak selaju tahun-tahun sebelumnya, lanjutnya.

Dengan memasuki era digitalisasi, imbuh Waldi Sembiring lagi, meskipun kondisi kerja luar biasa sulit akibat pembatasan sosial, lagi-lagi akibat Covid-19, para konsumen tetap bisa meneguh nikmat minuman favorit mereka berkat upaya para produsen kopi dan rantai pemasok, sebutnya.

Ketika masyarakat terkungkung di rumah dengan sedikit alasan kuat untuk meninggalkan rumah, membuat minuman kopi adalah satu cara rehat sejenak. Kegiatan itu menjadi semacam cara memuaskan diri sendiri, kata Waldi.

Menyinggung bantuan pemerintah yang sudah diterimanya, Waldi mengaku dari Dinas pertanian dan perkebunan propinsi Sumatra Utara membantu untuk pembuatan Green House untuk pengeringan biji-biji kopi setelah pasca panen dan peralatan mesin pengupas kopi pulper dan huller.

Hingga saat ini biji kopi yang di olah Waldi sudah di gunakan banyak coffee shop di beberapa tempat dan daerah lain hingga di luar Sumatera Utara, katanya.

Dia menambahkan, selalu menganjurkan pengunjung mematuhi aturan pemerintah. Ketika pengunjung masuk ke kedai kopi, maka wajib memakai masker, mencuci tangan, dan tidak berkerumun di satu meja, tutupnya ramah. (R1)