Dampak Belajar Daring, Penjualan Kacamata Baca Meningkat di Kabupaten Karo

Berita, Nasional4173 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Merebaknya pandemi Covid-19 selama 9 bulan sejak Maret 2020, berdampak bagi dunia pendidikan. Saat ini, siswa termasuk para guru harus menjalani sekolah daring atau menggunakan internet. Fasilitas internet itu diakses melalui telepon seluler atau handphone berbasis android maupun laptop/komputer.

Anak-anak juga menjalani pembelajaran jarak jauh atau e-learning. Dengan demikian, anak harus terpapar gadget sepanjang hari untuk mempelajari materi yang diberikan sekolah. Akibatnya berdampak kepadakesehatan pengelihatan (mata).

Di Kabupaten Karo, hal itu menjadikan para penjual kacamata di optik mengalami peningkatan di banding sebelum pandemi, terlebih sebelum ditetapkannya kebijakan pendidikan daring.

 

Lopiga Tarigan salah satu marketing atau pemilik Optik New Lopiga Kabanjahe, yang berada di Komplek Ruko Lahiraja Munthe, Jalan Kapten Selamat Ketaren Kabanjahe atau depan Rumah Sakit Umum Kabanjahe, membenarkan meningkatnya permintaan kaca mata baca atau kaca mata anti radiasi bagi anak sekolah dan guru, tuturnya menjawab tim liputan karosatuklik.com, Kamis (24/12/2020) Pukul 20.00 WIB di Kabanjahe.

Dia menjelaskan, bagi orangtua, kalau kita memberi tahu anak dampak penggunaan gadget yang aman buat kesehatan mata dan otak, mereka pasti akan tidak mau mengikuti.

 

Tips Aman dan Sehat

Namun Lopiga memberi tips aman dan sehat belajar daring masa pandemi, yakni ajarkan anak peregangan. “Ada dua cara melakukan peregangan pada mata saat kita menatap layar. Pertama 20-20, yaitu 20 menit melihat gadget, dan 20 menit istirahat,” tuturnya.

Kemudian, lanjut pengusaha muda ini, ada metode 40-10. Artinya menatap layar selama 40 menit, kemudian 10 menit mengistirahatkan mata. Ini bisa kita ajarkan kepada anak.

Sayangnya, banyak orang tua belum memahami ini, nah inilah tips sehat dan aman bagi anak-anak sekolah termasuk para guru, karena mereka lebih lama waktunya depan layar komputer atau gadget mengerjakan belajar mengajar secara daring atau virtual dan lainnya, sebutnya.

Adapun pembelinya, Lopiga Tarigan mengungkapkan, rata-rata pelajar dari kalangan SD, SMP maupun tingkat SMA, kebanyakan dari kaum perempuan. Lopiga Tarigan juga menyarankan mengistirahatkan mata setelah pemakaian gadget 20-30 menit, hindari pemakaian gadget diruangan yang kurang cahaya, lakukan pemeriksaan mata setiap 6 bulan sekali agar bisa diketahui sejak dini apabila ada masalah dikesehatan mata, jelasnya.

Namun, saat proses belajar daring, orang tua harusnya lebih ketat memantau anaknya, tidak hanya dalam proses belajarnya, tetapi juga dalam penggunaan handphone maupun laptop.

“Radiasi dari handphone atau layar laptop tidak berhubungan dengan usia, jadi semua usia resikonya sama saja,” imbuhnya.

Namun, pengaruh pada mata saat terlalu lama menggunakan hanphpone atau laptop/komputer salah satunya akan mempengaruhi kemampuan penglihatan, memicu kelelahan mata dan bisa memicu vertigo. “Jadi orang tua juga harus memantau dan membatasi anak saat memakai gadget terlalu lama,” tutur Lopiga Tarigan. (R1)