Dampak Corona Pedagang Pasar Kaget dan Supir Angkot Merana, Kafe dan Kedai Kopi di Kota Kabanjahe Tetap Ramai

Karo5064 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Dampak dari Covid-19, pendapatan pedagang kecil di kota Kabanjahe dan Berastagi jauh menurun. Apalagi setelah adanya larangan berkumpul dan masyarakat diminta di rumah (stay at home) sebagai pemutus penyebaran virus corona, pedagang pasar kaget dan para supir angkot merana. Lain halnya, di sejumlah kedai kopi maupun kafe-kafe, saat malam tetap menjadi lokasi favorit tempat ngumpul dan nongkrong.

Ada juga beberapa pedagang membuat strategis hanya berjualan di hari-hari tertentu saja. Kalau hari-hari biasa tidak jualan, untuk menyiasati pengeluaran yang kadang makan modal. “Sementara terpaksa berhenti berjualan bang di hari tertentu, kalau setiap hari makan modal, siapa sanggup,” ujar Faisal, salah seorang pedang mie Aceh, saat disambangi, Rabu malam (7/7/2021) di sudut kota Kabanjahe.

Menurut pengakuan Aysiah pedagang lainnya, dirinya terpaksa berjualan di tengah ancaman virus corona. “Ya gimana lagilah, nggak jualan nggak ada duit buat jajan anak, buat kebutuhan sehari-hari. Kami paham dengan kondisi saat ini, tapi ya mau gimana kami juga butuh makan. Jadi tolonglah, pahami kondisi kami. Lagipun aktivitas pasar kaget sudah nggak ramai lagi, lebih kurang sudah dua bulan ini,” ungkap pedagang Martabak Bangka itu.

Dia menambahkan, saya dengar sebentar lagi Pemerintah akan melaksanakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro, ya makin beratlah, tadi pihak kelurahan sudah melakukan sosialisasi, ucapnya.

PPKM Mikro yakni pelaksanaan pembatasan kegiatan pada pusat perbelanjaan, mall dan pusat perdagangan, diterapkan pembatasan jam operasional sampai pukul 17.00 WIB dan pembatasan kapasitas pengunjung sebesar 25 persen dengan penerapan prokes secara lebih ketat.

Sementara itu, Frisca salah seorang warga mengaku tetap berbelanja dengan catatan tetap waspada dan lebih hati-hati yakni menggunakan masker, serta senantiasa mencuci tangan dan menjaga kebersihan bahan belanjaan. Di tas kecil sudah mulai terbiasa kebawa Hand Sanitizer.

“Barang dapur sudah mau habis, terpaksa keluar belanja, sekalian bawa oleh-oleh jajanan di pasar kaget ini. Memang kita was-was juga tapi mau gimana lagi, yang penting pakai masker, pulang dari sini langsung bersih-bersih, mandi, ganti baju dan bersihkan barang belanjaan,” ungkap Frisca.

Beberapa pengunjung yang sempat ditemui mengatakan, dampak Covid-19 yang lagi hangat-hangat beritanya saat ini, semua sektor sudah sangat terganggu. “Kebijakan pemerintah untuk mengurangi keluar rumah, ya mungkin itu sebabnya pasar ini jadi sepi.” ucap Andreas seorang pengunjung.

”Di sektor lain, masyarakat kecil juga mengeluh dengan kenaikan harga bahan pokok, seperti gula, biasanya Rp16.000/kg, naik menjadi Rp19.000/kg dan sekarang sudah Rp20.000/kg. Harga beras kenaikannya 10 persen.”

Keluh kesah yang sama juga dikatakan supir angkot. “Jauh sekali menurun bang, dua kali putar keliling kota pun, bisa-bisa hanya dapat Rp10 ribu, kami para supir angkot sangat terpuruk sekali tapi mau bilang apa lagi, beber Robin Sembiring (47) seorang supir angkot jenis Merga Silima.

Pantauan, Rabu malam, tidak hanya Pasar Kaget yang terlihat sepi, jalan lintas Medan – Aceh Tenggara yang membelah kota Kabanjahe bersampingan dengan pasar kaget Jalan Rakoetta Brahmana Kabanjahe (Jalan Kotacane-Kabanjahe) juga terlihat sepi.

Demikian juga Jalan Kapten Bangsi Sembiring yang searah dengan Jalan Rakoetta Brahmana juga terlihat sepi. Hal yang sama juga terlihat di Jalan Kapten Pala Bangun dan Jalan Abdul Kadir, dan Letnan Mumah Purba hanya terlihat satu dua pedagang sate, maupun pedagang mie dan nasi goreng yang terlihat berjualan. Sementara ruko di kawasan sepanjang jalan-jalan itu tidak ada lagi yang buka sampai malam.

Namun lain pula halnya di sejumlah kafe dan kedai-kedai kopi seputaran kota Kabanjahe, masih banyak warga terlihat ngumpul, nongkrong sambil bersenda gurau khususnya para kaum milenial. Ada juga beberapa yang tidak memakai masker.

Ikbal, peracik kopi, kafe sapo kahowa di Komplek Ruko Lahi Raja Munte Jalan Kapten Selamat Ketaren Kabanjahe itu, mengaku, kalau kafenya sudah menjalankan protokol kesehatan, dengan membuat tempat cucian tangan sebelum masuk kedalam. Dan kita juga rajin bersih-bersih meja dan tempat duduk, ucapnya.

Gelas dan semua tempat minuman selalu kita bersihkan dengan air yang mendidih, pokoknya tempat kita selalu diupayakan sebersih mungkin. “Pengunjung juga kita arahkan physical distancing, atur jarak nyaman,” kata Ikbal sembari menyuguhkan segelas kopi hangat hasil racikannya yang dikenal nikmat di kota Kabanjahe kepada penulis.

Bagaimana memulihkan kehidupan di situasi adaptasi baru, memang tidak mudah. Tentunya, paling utama yakni berupaya memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19 dengan menggelorakan semangat optimisme, namun tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Sehingga masyarakat pun aman beraktifitas, ekonomi pun bisa cepat pulih. Semoga wabah pandemi Covid-19 cepat berakhir. (R1)