Kabanjahe, Karosatuklik.com – Sejumlah konsumen LPG (elpiji) non-subsidi ukuran 12 kilogram (kg) di Kabupaten Karo mengaku kaget dengan harganya yang kini mencapai Rp175 ribu di pengecer.
Hal itu terjadi seiring dengan kebijakan PT Pertamina (Persero) yang menaikkan harga elpiji non-subsidi secara bertahap sebesar Rp1.600-Rp2.600 per kg sejak Sabtu (25/12/2022) lalu, puncaknya, per hari Senin (17/1/2022) harga mencapai Rp175 ribu ukuran 12 Kg.
Banyak konsumen kami khususnya para ibu rumah tangga yang berdomisili dikota Kabanjahe, merasa terkejut karena sebelumnya ia tidak mengetahui informasi terkait kenaikan harga, ucap pengecer di bilangan Komplek Ruko Lahi Raja Munte Kabanjahe, Kabupaten Karo, Senin (17/1/2022) malam saat dihubungi Jurnalis Karosatuklik.com.
“Sebelumnya harga gas ukuran 12 kg Rp145 ribu, naik menjadi Rp160 ribu. Namun, dengan kenaikan harga terbaru kini menjadi Rp175 ribu,” ucapnya.
Ia juga mengaku kenaikan harga cukup terasa, sehingga banyak konsumen beralih ke gas subsidi 3 Kg yang harganya tetap yakni Rp18 ribu.. Bukan Cuma gas non subsidi 12 kg yang naik, gas ukuran 5,5 kg juga mengalami kenaikan dari Rp70 ribu kini jadi Rp80 ribu, katanya.

Salah seorang ibu rumah tangga, Senita Br Depari mengaku harus lebih berhemat. Terlebih harga kebutuhan pokok lainnya seperti telur dan cabai juga ikutan naik. Paling parah lagi kata dia, harga pupuk dan pestisida kenaikannya rata-rata diatas 100 persen.
Sementara, harga jual hasil pertanian kita anjlok, kalaupun ada yang naik, bukan yang sedang ditanam secara merata oleh petani. “Harusnya ini menjadi perhatian serius pemerintah pusat, apalagi dampak pandemi Covid-19 masih terasa berat, kok tiba-tiba harga-harga melambung tinggi,” kecamnya.
“Sama halnya juga harga-harga kebutuhan pokok lain ikut naik. Mau ga mau jadi lebih hemat saja. Beras, Telur, minyak goreng sangat mahal. Besok-besok sembako lain juga pasti naik,” simpul dia.
Pertamina: Penyeragaman
Seperti diketahui, Pertamina menaikan harga gas non-subsidi karena terjadi lonjakan harga di level internasional, khususnya harga Contract Price Aramco (CPA). Saat ini, porsi konsumsi elpiji non-subsidi sekitar 7,5 persen.
“Perbedaan (harga) ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan fairness harga antar daerah,” jelas Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting, Senin. (R1)













Komentar