Dekat Liburan, Harga Emas Antam Makin Mahal: Naik Rp6.000/Gram

Bisnis1221 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk pada Rabu (28/12/2022) di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung naik Rp6.000/gram menjadi Rp1.014.000 per gram.

Sementara harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) juga naik Rp6.000 per gram menjadi Rp914.000 per gram.

“Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku,” jelas keterangan di situs Antam.

Kenaikan harga emas Antam dipengaruhi oleh pergerakan emas dunia yang menguat.

Pada perdagangan Selasa (27/12/2022), harga emas melonjak 0,91% ke posisi US$ 1.813,93 per troy ons. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 21 Desember 2022 atau sepekan terakhir.

“Kenaikan harga emas naik setelah China mengumumkan pelonggaran kebijakan Covid-19,” tutur analis RJO Futures, Bob Haberkorn, dikutip dariReuters.

China adalah konsumen terbesar emas di dunia. Pelonggaran kebijakan Covid-19 diharapkan membangkitkan permintaan warga Tiongkok akan logam mulia.

Seperti diketahui, China yang kini dipimpin Presiden Xi Jinping mengumumkan pelonggaran kebijakan moneternya. Pendatang kini tidak diwajibkan melakukan karantina jika memasuki Tiongkok.

Pelonggaran ini diharapkan meningkatkan laju investasi serta mobilitas ke China.

Kenaikan harga emas juga ditopang oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) serta keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan ekspor minyak mentah mereka.

Dolar melemah karena ada harapan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk mengendurkan kebijakan setelah personal consumer expenditure (PCE) melandai. PCE tumbuh 5,5% (year-on-year/yoy) pada November, lebih rendah dari sebelumnya 6,1% (yoy).

“Emas sudah melemah hampir sepanjang tahun ini karena kebijakan moneter ketat the Fed. Gelombang kini berbalik karena The Fed mulai melakukan moderasi kenaikan suku bunga,” tutur Christopher Wong,OCBC FX strategist. (Tim Riset CNBC Indonesia)