Densus 88 Geledah Pesantren di Sleman, Laptop hingga Anak Panah Disita

Nasional995 x Dibaca

Sleman, Karosatuklik.com – menggeledah Pondok Pesantren Putri Ibnu Qoyyil di Dusun Gandu, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DIY, Jumat (2/4/2021) malam. Komputer, buku, busur dan anak panah disita.

Pengasuh sekaligus anak pendiri Ponpes Ibnu Qoyyil, M Najib Hisyam, mengakui adanya penggeledahan yang dilakukan Densus 88. Hanya saja Najib mengaku tak tahu banyak tentang kejadian itu.

Pengasuh sekaligus anak pendiri Ponpes Ibnu Qoyyil, M Najib Hisyam, mengakui adanya penggeledahan yang dilakukan Densus 88. Hanya saja Najib mengaku tak tahu banyak tentang kejadian itu.

Saya di luar tadi. Tapi tadi ruangan direktur dan rumah dinasnya digeledah (rumah di depan Ponpes). Kebetulan direkturnya adik saya,” kata Najib.

Najib menjelaskan adiknya berada di lokasi saat penggeledahan berlangsung. Sementara suaminya yang berinisial RAS tidak nampak. Najib menuturkan terakhir kali bertemu iparnya itu saat salat asar.

“Tadi waktu saya mengimami salat asar masih ada (RAS). Setelah itu saya mengimami salat magrib sudah nggak ada,” tutur Najib.

Najib menerangkan jika RAS aslinya adalah warga Bantul. Dia mengajar di Ponpes Ibnu Qoyyil dan aktif menjadi pembicara di forum pengajian.

“Ini pertama kalinya pesantren ini digerebek sama polisi. Sebelumnya belum pernah ada. Pesantren sudah berdiri sejak tahun 1983,” tutur Najib.

Asrama Tidak Digeledah

Terpisah, Ketua RT 04 Agus Purwanto mengatakan, dirinya sempat diminta menjadi saksi penggeledahan oleh Densus 88. Agus menyebut bahwa semua ruangan di pesantren itu diperiksa kecuali asrama santri.

“Penggeledahan dilakukan habis isya. Selesai sekitar jam 21.30 WIB. Semua ruangan digeledah, ruangan direktur, tata usaha, dan rumah direktur. Yang tidak digeledah asramanya,” kata Agus.

Agus menjabarkan ada sejumlah barang dibawa Densus 88, seperti buku dan barang lainnya. “Yang dibawa laptop, CPU sama komputer. Buku-buku yang banyak dibawa. Ada buku tabungan. Ada juga busur panah dan anak panah jumlahnya 2,” ungkapnya.

Dia juga mengakui pesantren itu baru kali ini digeledah Densus 88. Menurutnya, aktivitas pesantren biasa saja. “Gak ada yang mencolok. Aktivitasnya biasa saja kok,” pungkas Agus. (Liputan6.com)