Jakarta, Karosatuklik.com – Optimisme pasar menunjukkan Donald Trump yang mewakili Partai Republik akan mengalahkan Kamala Harris dari Partai Demokrat.
Hal ini mulai berdampak pada harga emas. Saat Joe Biden mundur pencalonan presiden, harga emas cenderung turun.
Harga emas sempat berada pada level tertinggi sepanjang masa pada 17 Juli 2024. Harganya menyentuh US$2.483,6 per troy ons pada perdagangan intraday.
Namun harga emas tidak mampu bertahan. Bahkan turun sebesar 4% ke level terendah pada 22 Juli 2024 senilai US$2.383,79 per troy ons.
Kendati demikian, harga emas belakangan mulai terpantau stabil bahkan melonjak.
Harga emas dunia mengawali perdagangan pagi hari ini, Senin (16/9/2024) pukul 06.30 WIB dengan melanjutkan kenaikan harga dan membuka peluang untuk kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, setelah dua kali pada pekan lalu.
Berdasarkan data Refinitiv harga emas dunia di pasar spot tercatat US$2.579,08 per troy ons, naik 0,10% dari posisi sebelumnya, pada pagi ini.
Kondisi Emas Jika Trump Menang Pilpres AS
Jika Trump menjadi presiden dinilai bisa membawa ekonomi AS lebih baik. Bahkan ekonomi akan pulih dan tumbuh lebih cepat, yang akan menjadi kabar buruk bagi pergerakan harga emas.
Awal pemerintahan Trump terdahulu, suku bunga The Fed berada di angka 0,50%-0,75%. Puncaknya berada di angka 2,25-2,50% terjadi pada Desember 2018-Juni 2019.
Suku bunga yang tinggi terjadi saat inflasi menyentuh angka 2,7% per tahun. Ini terjadi pada Februari 2017 hingga Juli 2018.
Oleh karena itu suku bunga dinaikkan cukup signifikan dan waktu singkat. Kemudian Maret 2020 saat awal pandemi, suku bunga menurun cukup rendah 0,00-0,25%.
Selama pemerintahan Trump 2017-2021, produk domestik bruto (PDB) negara tersebut tumbuh 6,8%. Bahkan saat pandemi memaksa ekonomi mengalami resesi tajam.
Ekonomi kembali pulih dengan cepat dengan stimulus triliunan dolar. Ekonomi AS juga kembali tumbuh saat Trump meninggalkan posisi presiden.
Inflasi juga cenderung terkendali dan rendah saat itu, dengan posisi tertinggi 3% pada Juni/Juli 2018. Selain itu tingkat pengangguran rendah saat Trump menjadi presiden pada akhir 2019 sebesar 3,5%. (CNBC Indonesia)