Eksodus Rohingya, Warga Ingatkan Pengawasan Perairan Aceh Tamiang

Nasional5852 x Dibaca

Kuala Simpang, Karosatuklik.com – Gelombang pengungsian ilegal etnis Rohingya ke Aceh terus terjadi. Pemkab Aceh Tamiang pun diminta mewaspadai fenomena ini, mengingat para pengungsi sudah menyentuh perairan Aceh Timur.

Kekhawatiran ini disampaikan warga, menyusul masuknya etinis Rohingya secara ilegal melalui perairan Aceh Timur.

Warga mengamati pergerakan Rohingya masuk ke Indonesia awalnya melalui perairan Sabang, kemudian melebar ke Aceh Utara dan daerah lainnya.

“Hari ini sudah semakin melebar ke Aceh Timur, artinya pergerakan mereka semakin meluas dan kami khawatir ke depan mereka sudah tiba melalui Aceh Tamiang,” kata Zahlul, warga Karangbaru, Sabtu (16/12/2023), seperti dilansir dari Serambi News.com.

Anggota DPRK Aceh Tamiang, Samuri menilai kekhwatiran ini sangat masuk akal dan perlu diantisipasi secepatnya.

Merujuk pemberitaan selama ini, ada dugaan kedatangan Rohingya ke Aceh disinyalir melibatkan oknum yang melakukan dugaan perdagangan manusia.

“Bila dugaan human trafficking ini benar, pelaku tentunya mengalihkan pendaratan ke wilayah lain untuk menghindari petugas kita, kemarin sudah bergeser ke Aceh Timur, tidak tertutup kemungkinan sudah ada yang bergerak ke Aceh Tamiang,” ujar politisi PNA ini.

Samuri memberi apresiasi kepada Pemkab Aceh Tamiang yang sebelumnya sudah mengaplikasikan penolakan warga atas rencana pemindahan pengungsi Rohingya di Aceh ke Aceh Tamiang.

Keputusan ini dinilainya sangat bijak karena Pemkab Aceh Tamiang lebih pro terhadap masyarakatnya.

“Kebijakan kemarin sudah tepat, pemerintah daerah sudah menunjukkan pro ke masyarakat. Tapi jangan lalai, kekhawatiran Rohingya mendarat ke Aceh Tamiang perlu disikapi,” sarannya.

Dia menyarankan Pemkab Aceh Tamiang meningkatkan pengawasan di zona perairan.

Saran ini bukan hanya didukung dengan fakta semakin meluasnya titik pendaratan Rohingya di Aceh, tapi juga didasari analisis OCHA yang merupakan Badan PBB Urusan Kemanusiaan.

OCHA memperkirakan gelombang pengungsian Rohingya ke Indonesia akan terus terjadi hingga Maret-April 2024.

“Indonesia memang menjadi tujuan mereka, ini sudah terjadi dan PBB memperkirakan masih ada gelombang susulan sampai April nanti,” ujarnya.

Dia menambahkan, antisipasi pendaratan Rohingya ke Aceh Tamiang harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah gejolak politik.

Potensi ini diakuinya sangat besar, terlebih warga sudah mengusir perwakilan UNHCR dan IOM ketika meninjau calon lokasi penampungan di Karangbaru, Aceh Tamiang.

“Kita lihat di media kalau Covid-19 juga sudah mulai muncul lagi, jangan sampai kedatangan orang asing ini menjadi pemicu penyebaran Covid-19 di negara kita,” kata Samuri. (*)