Fakta Unik Lukisan Perjamuan Terakhir Yesus Karya Da Vinci

Nasional20000 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Sekiranya 500 tahun yang lalu, seniman Leonardo Da Vinci melahirkan salah satu karya seni paling berpengaruh dalam sejarah. Ia menamainya The Last Supper atau Perjamuan Terakhir.
The Last Supper jadi satu dari tiga lukisan fenomenal Da Vinci yang masih kerap diperbincangkan hingga kini. Dua lainnya adalah lukisan Mona Lisa dan Salvator Mundi.

Lukisan besar tersebut memotret salah satu kejadian paling bersejarah bagi umat Kristiani, salah satu rangkaian Paskah.

Itu lah yang membuat The Last Supper atau Perjamuan Terakhir popularitasnya tak tergerus waktu.

Seperti halnya karya seni lain, The Last Supper atau Perjamuan Terakhir mengandung sejumlah makna dan fakta di baliknya, berikut di antaranya:

1. Interpretasi Visual dari Kisah Nyata

Sejumlah sumber, termasuk situs Leonadrodavinci.net menyebut bahwa lukisan The Last Supper merupakan interpretasi dari kisah nyata Yesus Kristus, yang tercatat dalam kitab Injil.

Lukisan menggambarkan malam sebelum salah satu Yesus dikhianati muridnya. Malam itu, Yesus menjamu murid-muridnya dengan roti dan anggur.

Di momen tersebut, Yesus memberi tahu mereka tentang apa yang akan terjadi esok hari. Ekspresi yang digambarkan para murid di lukisan tersebut menggambarkan respons dari pernyataan Yesus.

Terdapat kengerian, kemarahan, simpati, dan keterkejutan diperlihatkan di wajah para murid Yesus di lukisan tersebut. Keesokan hari setelah malam perjamuan tersebut, Yesus disalib, dan hal tersebut menjadi salah satu momen paling bersejarah bagi umat Kristiani.

2. Lukisan Terbesar Da Vinci

Bentuk fisik The Last Supper cukup besar. Lukisan tersebut memiliki dimensi 8,8 meter x 4,6 meter. Hal tersebut membuat lukisan tersebut menjadi karya lukis dengan dimensi terbesar yang dibuat Da Vinci.

Kini, lukisan tersebut disimpan di sebuah gereja di Italia bernama Santa Maria delle Grazie. Secara estetika, lukisan ini menuai banyak pujian karena dapat menghadirkan detil di lukisan berukuran besar.

Detil ekspresi yang tergambar dari para murid Yesus juga membuat The Last Supper banyak disebut sebagai salah satu lukisan ekspresif pertama yang pernah ada.

3. Eksperimen Gagal

Meski indah, namun The Last Supper merupakan salah satu eksperimen gagal. Tak seperti lukisan tradisional lainnya yang biasanya dikerjakan di atas lapisan plester basah, The Last Supper dilukis langsung di dinding kering.

Eksperimen Da Vinci tersebut gagal, dan membuat lukisan tersebut mudah mengelupas. Bahkan, cat beberapa kali mengelupas sebelum lukisan tersebut selesai, sehingga Da Vinci memperbaikinya kembali.

Namun, dengan eksperimen melukis langsung di dinding, The Last Supper menjadi salah satu lukisan dinding tertua yang masih bertahan hingga saat ini, meski telah melewati restorasi.

4. Hampir Jadi Korban Perang Dunia

Bisa jadi kita tak bisa lagi melihat The Last Supper atau Perjamuan terakhir jika pada masa Perang Dunia II lukisan ini turut jadi korban.

Situs Mentalfloss mencatat, pada Agustus 1943 pemimpin sekutu menghujani sejumlah kota di Italia dengan bom, termasuk Milan. Banyak gereja dan bangunan bersejarah hancur.

Salah satu bangunan yang rusak terdampak adalah gereja Santa Maria delle Grazie, tempat di mana lukisan The Last Supper berada. Bahkan, sebuah bom meledak 24 meter dari lokasi lukisan tersebut berada.

Sejumlah kejadian bersejarah yang dialami, gereja Santa Maria delle Grazie dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu daftar warisan dunia pada tahun 1980.

 

5. Simbol-simbol Rahasia

Terdapat sejumlah hipotesis terkait makna semiotik yang terkandung dalam lukisan The Last Supper atau Perjamuan Terakhir. Di antara simbol yang kerap dimaknai adalah wadah garam yang tumpah di dekat siku Yesus.

Ikan yang berada di atas meja juga menuai perdebatan di antara sejumlah peneliti, apakah itu ikan haring atau belut. Ikan haring dalam budaya Italia kerap disimbolkan sebagai penyangkalan terhadap agama.

Masih banyak unsur yang disebut menjadi misteri dan mengandung makna tertentu. Maka dari itu, dalam sejumlah karya fiksi seperti Da Vinci Code (ditulis Dan Brown) lukisan tersebut dijadikan objek penuh misteri.

6. Lukisan yang Presisi

The Last Supper karya Leonardo Da Vinci pada masa itu bukanlah satu-satunya lukisan yang menggambarkan kejadian bersejarah tersebut. Namun, unsur estetika juga menjadi penunjang mengapa lukisan ini menjadi amat berharga.

Lukisan memiliki dasar perspektif yang imbang, presisi secara vertikal maupun horizontal, dengan posisi Yesus tepat di tengah lukisan.

Sejumlah pendapat yang dicatat oleh situs resmi pariwisata Italia menyebut bahwa jika lukisan dibagi tiga bagian secara horizontal, maka akan terlihat kelompok-kelompok asal murid Yesus.

7. Hilangnya Kaki Yesus

Sejumlah sejarah mencatat bahwa lukisan ini mengalami kerusakan dan modifikasi yang berarti. Tahun 1652 pihak gereja memotong sebagian dinding lukisan yang rusak.

Karenanya, sebuah objek di tengah jadi menutupi kaki Yesus, yang semula terlihat, sama seperti kaki-kaki para murid Yesus yang terlihat di kolong meja.

Itulah sejumlah fakta dan kisah di balik lukisan The Last Supper atau Perjamuan Terakhir, lukisan yang juga menjadi penanda bangkitnya seni modern di Eropa kala itu. (cnnindonesia.com)