Jakarta, Karosatuklik.com – Harga emas dunia makin melesat, dan sudah menembus level USD4.011 per troi ons. Padahal harga emas baru akan mencapai level tersebut pada awal November mendatang.
Analis Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas masih berpeluang naik sepekan ke depan. Harga emas diperkirakan akan bergerak di rentang USD4.040-USD4.065.
“Kemungkinan besar harga emas dunia mencapai USD4.040 pada pekan ini, itu di support pertama. Support kedua, harga emas bisa mencapai USD4.065 per troi ons pekan depan,” kata Ibrahim, Rabu (8/10/2025).
Menurut Ibrahim, kenaikan harga emas masih akan berlanjut hingga November mendatang. Ia memperkirakan harganya bisa mencapai level USD4.110 per troi ons.
Kenaikan harga emas dunia, membuat harga logam mulia di dalam negeri ikut melambung. Dari laman resmi www.logammulia.com, emas Antam hari ini diperdagangkan Rp2.296.000 per gram (sebelum pajak).
“Ada kemungkinan sampai bulan November nanti, harga emas Antam bisa mencapai 2.400.000 per gram. Ini luar biasa,” ucap Ibrahim.
Ia menyebut sejumlah faktor yang memicu kenaikan harga emas dunia. Pertama, faktor geolitik utamanya di Eropa, salah satu pemicunya adalah konflik Rusia-Ukraina.
Serangan ke kilang minyak terbesar Rusia membutuhkan pemulihan yang cukup lama, sekitar sebulan. Sehingga bisa mendorong krisis minya global, karena kebutuhan minyak global yang tinggi mencapai 123 juta barel per hari.
Kedua, perkembangan politik di Prancis setelah mundurnya Perdana Menteri, Sebastien Lecornu. Sampai saat ini belum ada kesepakatan siapa yang akan menggantikan Lecornu.
Ketiga, perkembangan politik di Jepang. Calon Perdana Menteri, Sanae Takaichi memiliki sikap yang bertentangan dengan Bank of Japan (BOJ).
BOJ ingin menaikkan suku bunga, tapi Takaichi menginginkan penurunan suku bunga atau mempertahankan suku bunga. “Ini membuat mata uang yen melemah signifikan dan berdampak terhadap harga emas dunia,” ujar Ibrahim.
Keempat, perkembangan di Amerika Serikat. Trump memberlakukan kebijakan baru tarif impor 50 persen untuk kendaraan transportasi.
AS juga diguncang aksi protes terkait imigran gelap, yang memaksa pemerintah AS mengerahkan pasukan garda nasionalnya. Ditambah lagi ‘shutdown’ pemerintahan AS yang membuat para pegawai pemerintahan sementara menjadi pengangguran.
Selain itu, bank sentral AS kemungkinan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan pekan ini. “Disebabkan data tenaga kerja yang melemah, pengangguran bertambah, dan satu-satunya cara untuk menstabilkan mata uangnya,” kata Ibrahim.
Kelima, perkembangan di Timur Tengah. Israel terus menyerang Gaza dan wilayah Libanon, sedangkan Yaman sesekali melakukan serangan balasan ke Israel.
“Pergolakan kemungkinan besar masih akan berlanjut. Ini juga mendorong berlanjutnya kenaikan harga emas dunia,” kata Ibrahim menutup analisisnya. (KBRN)
