Imlek Nasional 2023: Presiden Apresiasi Budaya Gotong Royong Masyarakat Hadapi Pandemi

Catatan Redaksi912 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi budaya masyarakat yang saling menghormati, tolong menolong, dan bergotong-royong sehingga Indonesia dapat melewati pandemi Covid-19.

Demikian disampaikan Presiden dalam sambutannya saat puncak Perayaan Imlek Nasional Tahun 2023, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/1/2023).

“Itulah negara kita Indonesia, negara Pancasila. Itulah yang menyelamatkan kita, saling membantu, saling menolong, bergotong-royong,” kata Presiden.

Kepala Negara pun mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bangkit dan bekerja keras mengejar segala ketertinggalan yang terjadi akibat pandemi. Menurut Presiden, situasi Indonesia saat ini sudah normal meskipun masih dalam masa transisi pascapandemi.

“Saya mengajak kita semuanya untuk bekerja keras, bangkit, optimistis untuk mengejar ketertinggalan-ketertinggalan kita,” ujar Kepala Negara. Dalam kesempatan tersebut, Presiden turut menyampaikan rasa syukurnya terhadap perekomomian nasional yang tumbuh sangat baik, bahkan mengungguli negara-negara G20.

Presiden pun meminta semua pihak untuk terus meningkatkan kemitraan dan saling membantu seperti pada masa pandemi Covid-19. “Ini yang harus ditingkatkan terus, dioptimalkan terus dengan selalu bergandengan,” ucap Presiden.

“Yang gede, yang besar gandeng yang kecil, yang tengah, yang tengah gandeng yang kecil, yang gede gandeng yang kecil. Semuanya bermitra, kemitraan bergandengan,” ucap Presiden.

Presiden menyebut, keberhasilan tersebut tidak dicapai dengan mudah. Mengingat pemerintah harus mengendalikan gas dan rem antara ekonomi dan kesehatan secara bersamaan.

Tidak hanya itu, Presiden juga bersyukur Indonesia tidak menerapkan kebijakan lockdown sehingga perekomomian Indonesia tidak jatuh seperti negara-negara di Eropa. “Saya putuskan tidak lockdown meskipun tekanannya lockdown, dan ternyata tidak salah,” ujar Presiden.

“Itu kalau diputuskan lockdown bisa kita di minus 17 (persen) saat itu. Ekonomi kita minus 17 dan mengembalikannya ke normal itu yang sangat sulit,” ucap Kepala Negara.(Foto: BPMI Setpres). (R1/RRI)