India Masih Berusaha Jual Rudal BrahMos ke Indonesia Demi Tangkal China di Natuna Utara

Nasional2874 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – India masih ingin Indonesia memiliki rudal anti kapal BrahMos yang bisa membuat China kerepotan di Natuna Utara. BrahMos bila dimiliki Indonesia memang akan mengancam China bila memasuki Natuna Utara.

Sebab BrahMos memiliki daya gentar tinggi bila Indonesia punya dimana penempatannya bisa di Natuna Utara untuk menangkal pergerakan China di sana.

BrahMos bisa menenggelamkan kapal destroyer China dengan 1-2 tembakan saja. Adanya BrahMos yang menimbulkan efek deteren ini sudah dibuktikan oleh Filipina.

Filipina membeli rudal BrahMos dari India pada tahun ini.

“Atul Dinkar Rane, kepala pembuat rudal BrahMos Aerospace, mengatakan kesepakatan ekspor rudal Brahmos ke Filipina membuka pintu untuk semua peralatan pertahanan yang diproduksi di India,” tulis 19fortyfive.com.

Tepatnya pada 28 Januari 2022, BrahMos pertama kali mendarat di Filipina.Filipina membeli tiga baterai BrahMos seharga 369 juta dolar AS.AL Filipina lantas diberi mandat oleh pemerintah untuk mengoperasikan BrahMos.BrahMos mereka tempatkan di kepulauan Spratly yang membentuk resimen pertahanan pesisir.

“Tiga baterai yang diperoleh Angkatan Laut Filipina akan dioperasikan oleh Korps Marinir Filipina. Baterai kemungkinan akan membentuk inti dari Resimen Pertahanan Pesisir yang baru, serta Strategi Pertahanan Pesisir Kepulauan,” ungkap defensearchives.org.

Saat ini cuma BrahMos yang tersedia bagi Filipina untuk menangkal pergerakan China di Spratly.”BrahMos akan menjadi satu-satunya sistem yang tersedia untuk Resimen Pertahanan Pesisir.

Setelah beroperasi, baterai BrahMos Filipina akan menimbulkan ancaman signifikan bagi setiap kapal musuh yang mendekati Filipina serta mereka yang mencoba untuk transit di Selat Bashi dan Laut Sulu dari Rantai Pulau Pertama yang biasanya didatangi unsur China,” ungkapnya.

Indonesia sebetulnya malah lebih dulu ditawari rudal BrahMos ketimbang Filipina. Sebab pada 2018, Menhan Prabowo Subianto mengunjungi New Delhi, India.Di sana Prabowo bertemu Menhan India Rajnath Singh.Pertemuan keduanya membahas kerja sama pertahanan dimana salah satunya pembicaraan mengenai rudal BrahMos.

Bahkan Hindustan Times pada 15 Desember 2021 menyebut pada 2018 sudah ada delegasi dari DRDO BrahMos meninjau galangan kapal Indonesua.

“Pada tahun 2018, delegasi dari BrahMos Aerospace, perusahaan patungan antara New Delhi dan Moskow, mengunjungi galangan kapal Indonesia di Surabaya,” lapor Hindustan Times.

Di sana Hindustan Times menyebut India tengah mengevaluasi pemasangan rudal BrahMos ke kapal perang Indonesia. “Untuk mengevaluasi pemasangan rudal di kapal perang Indonesia”, klaim Hindustan Times. Selain rudal BrahMos, India tengah menyasar Malaysia untuk penjualan jet tempur HAL Tejas.

Dilansir dari Defence Security Asia, Kementerian Pertahanan Malaysia saat ini memang sedang mengadakan tender untuk pengadaan 18 pesawat FLIT/LCA.

India memiliki keyakinan bahwa Tejas adalah pesawat terbaik untuk dimiliki Angkatan Udara Kerajaan Malaysia atau RMAF.

India memang menyasar pasar Asia Tenggara untuk memasarkan produk pertahanannya.India juga sedang dalam pembicaraan untuk menjual sistem pertahanan udara Akash ke Vietnam.Vietnam memang membutuhkan sistem pertahanan udara baru karena menuanya S-75 Dvina buatan Moskow.Padahal mereka bisa saja menambah sistem pertahanan udara S-300 dari Rusia. Atau membeli SPYDER dari Israel.

“Saat ini, Vietnam menggunakan S-300P jarak jauh dari Rusia dan SPYDER tingkat rendah dari Israel. S-300P menggunakan beberapa jenis rudal untuk menyerang target udara pada ketinggian yang berbeda, dengan rudal 5V55K memiliki jangkauan 47 kilometer, sedangkan 5V55R dan 48N6 memiliki jangkauan masing-masing 75 kilometer dan 150 kilometer,” jelas Asia Times pada 9 Juni 2022.

Namun Vietnam malah membeli Akash India yang belum teruji kemampuannya.

“Meskipun Vietnam telah memilih SPYDER sebagai sistem pertahanan udara tingkat menengah yang baru, ia juga mampu melakukan pertahanan udara tingkat rendah.

SPYDER menggunakan dua jenis rudal, yaitu rudal jarak pendek pencari inframerah Python dengan jangkauan 15 kilometer dan rudal Derby yang dipandu radar aktif yang memiliki jangkauan 50 kilometer.

Tidak jelas mengapa Vietnam dapat memilih Akash India yang belum teruji, daripada tetap menggunakan SPYDER Israel yang telah terbukti.

Akash memiliki ketinggian keterlibatan minimum 30 meter dan kecepatan keterlibatan 2.520 kilometer per jam,” ungkapnya.Karena yakin senjatanya laku dipasaran Asia Tenggara, India masih menawarkan BrahMos ke Indonesia.

“Selain Filipina, India berharap bisa menjual rudal BrahMos ke Indonesia dan Vietnam.
Menggunakan penjualan BrahMos ke Filipina sebagai awal, India mungkin mencoba mengulangi kesuksesan ini dengan menjual sistem Akash ke Vietnam,” jelas Asia Times.

Akan tetapi Indonesia memang belum mau membeli BrahMos dalam waktu dekat walau terbukti bisa membuat China was-was di Natuna Utara. (R1/ZonaJakarta)

Baca juga:
1. Untuk Mendapat Prototipe KF-21 Indonesia Harus Lunasi Pembayaran Dulu
2. Negara Sebesar Indonesia Layak Dijaga Pesawat Tempur Canggih F-15 EX, Ini Kehebatannya
3. Jokowi Teken MoU Soal Alutsista dengan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis