Indonesia Didorong Segera Produksi Vaksin Covid-19 Secara Mandiri

Politik824 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mendorong Indonesia segera memproduksi vaksin Covid-19 secara mandiri.

Menurut Airlangga, hal itu diperlukan untuk merespons persaingan antara kelompok negara barat dan timur terkait produksi vaksin.

“Indonesia perlu merespons dengan cepat dengan mendorong pembuatan vaksin mandiri,” kata Airlangga saat menyampaikan pidato kebangsaan dalam peringatan 50 Tahun Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Selasa (10/8/2021).

Terkait penanganan pandemi, Airlangga mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, antara lain dengan menggenjot program vaksinasi dengan target 2 juta suntikan per hari.

Sementara dari sisi ekonomi, pemerintah telah menyalurkan stimulus dan insentif bagi pekerja dan dunia usaha untuk menahan laju perlambatan ekonomi.

Ia mengatakan, pemerintah juga mengambil tindakan non-medis yakni melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk memutus penyebaran Covid-19.

Adapun, pemerintah tengah mengembangkan vaksin produksi dalam negeri, yakni vaksin Merah Putih.

Dikutip dari Kompas.id, pembuatan vaksin Merah Putih oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman-PT Biofarma saat ini memasuki fase transisi riset dan pengembangan dari skala laboratorium ke skala industri.

Menurut Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, Rabu (4/8/2021), uji klinis fase pertama kandidat vaksin bisa dimulai akhir 2021 atau paling lambat pada awal 2022.

”Vaksin ini kami harapkan nantinya bisa menjadi booster (penguat), selain memenuhi kebutuhan vaksinasi pertama yang masih tinggi,” ujarnya.

Peneliti vaksin Lembaga Eijkman, Tedjo Sasmono, mengatakan, vaksin Merah Putih juga disiapkan untuk menghadapi berbagai varian baru SARS-CoV-2.

Tedjo mengatakan, kebutuhan vaksin di masa depan masih akan sangat tinggi, termasuk untuk penguat karena adanya penurunan antibodi.

Menurut Tedjo, vaksin Merah Putih menggunakan platform protein rekombinan yang prosesnya lebih rumit dibandingkan dengan vaksin konvensional, seperti Sinovac yang berbasis virus yang dilemahkan. (R1/Kompascom)