Jakarta, Karosatuklik.com – Indonesia membuat keputusan untuk mengakuisisi jet tempur generasi kelima KAAN untuk memodernisasi kekuatan udaranya.
Menurut Asia Pacific Defence Reporter, pada 29 Juni 2025, dalam artikel berjudul “Kesepakatan jet tempur KAAN untuk mempercepat pertumbuhan industri pertahanan Indonesia.
Mengungkapkan mengenai keputusan Indonesia untuk mengakuisisi 48 jet tempur generasi kelima KAAN yang menandai lompatan besar ditengah dinamika global.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh Indonesia pada 11 Juni 2025, dalam forum Indo Defense 2025.
Perjanjian itu nantinya akan mencakup transfer teknologi dan kolaborasi produksi dalam negeri.
Hal ini berpotensi mentransformasi ekosistem kedirgantaraan Indonesia, ungkap GlobalData, sebuah perusahaan data dan analitik.
Dasbor Ukuran Armada terbaru GlobalData mengungkapkan bahwa Indonesia mengoperasikan armada pesawat militer sayap tetap yang beragam, yang sebagian besar merupakan platform generasi keempat yang menua.
Pengerahan pesawat tempur siluman KAAN diharapkan dapat secara signifikan menurunkan rata-rata usia armada dan meningkatkan kemampuan pencegahan Angkatan Udara Indonesia.
Terutama dalam menghadapi ancaman udara generasi kelima yang terus berkembang dari kekuatan musuh di kawasan Indo-Pasifik.
Selain itu rencana Indonesia tersebut juga mendapatkan sorotan dari beberapa media internasional.
Menurut Azer News, pada 19 Juni 2025, dalam artikel berjudul “Sorotan global tertuju pada Turki saat Indonesia berkomitmen pada pesawat tempur KAAN.”
Mengungkapkan bahwa beberapa media internasional sedang menyoroti kesepakatan antara Turki dan Indonesia tersebut.
Misalnya, surat kabat Yunani, Kathimerini, menekankan bahwa perjanjian ini menandai kesepakatan ekspor pertama.
Melibatkan pesawat tempur generasi kelima yang masih dalam tahap pengembangan.
Surat kabar tersebut menggambarkannya sebagai langkah bersejarah yang mencerminkan hubungan ekonomi dan pertahanan yang semakin erat antara Turki dan Indonesia.
Kemudian surat kabar tersebut juga menyoroti nota kesepahaman sebelumnya antara kedua negara mengenai pendirian fasilitas produksi drone di Indonesia oleh Baykar, produsen UAV terkemuka di Turki.
Kathimerini lebih lanjut melaporkan bahwa Pakistan dan Azerbaijan termasuk di antara calon pembeli jet tersebut.
Dengan keberhasilan uji terbang KAAN pada tahun 2024 dan pengiriman pertama ke Indonesia yang diharapkan pada tahun 2028, Turki terus memperluas jangkauan internasionalnya di sektor pertahanan.
Bloomberg, yang berbasis di AS, meliput secara ekstensif konteks geopolitik perjanjian tersebut, mencatat bahwa Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, sedang mendiversifikasi kemitraan pertahanannya di luar sekutu tradisional Barat.
Kantor Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengonfirmasi penandatanganan nota kesepahaman untuk akuisisi tersebut.
Bloomberg menafsirkan perjanjian tersebut sebagai bagian dari strategi modernisasi militer Prabowo dan mencatat bahwa kolaborasi ini dapat menandai era baru dalam diplomasi pertahanan Turki.
Mengutip data SIPRI, laporan tersebut menyatakan bahwa Turki meningkatkan anggaran pertahanannya sebesar 12% pada tahun 2024, mencapai 25 miliar dollar AS.
Hal ini sejalan dengan tren global di tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan Timur Tengah.
Ambisi Erdoğan yang lebih luas untuk mengangkat Turki ke jajaran produsen pertahanan terkemuka juga ditegaskan.
Pemerintahannya tidak hanya berinvestasi pada jet tempur, tetapi juga pada kendaraan udara tak berawak (UAV) dan platform lapis baja. (Sumber: Zona Jakarta)
