Ciamis, Karosatuklik.com – Ini cerita tentang sebuah kantor di Ciamis, Jabar, yang jadi sorotan karena berdiri megah dan menakjubkan. Kantor desa itu jauh dari pusat Pemerintahan Kabupaten Ciamis, persisnya di Desa Rancah, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis.
Desa Rancah merupakan Desa yang umurnya sudah tua, awalnya masuk ke kesultanan Cirebon kemudian ke wilayah Gebang dan akhirnya pada tahun 1816 masuk Ciamis.
Kembali ke Kantor Desa Rancah yang tampak dari luar bergaya Eropa dengan delapan tiang besar yang berdiri kokoh. Terdapat pula balkon, layaknya bangunan Eropa.
Kepala Desa Rancah, Dedi Hidayat mengatakan, pembangunan kantor desa ini, dilakukan secara bertahap, sejak tahun 2020 lalu. Pembangunan kantor desa yang megah ini, dibangun pada era kepemimpinan kepala desa sebelumnya.
“Sudah lama dibangun, ini belum 100 persen selesai. Pembangunan kantor desa ini sejak kepala desanya pak Aman, gagasannya pum dari beliau,” katanya belum lama ini.
Seraya menunjukan bangunan yang berdiri di lahan seluas 1000 meter persegi ini, Dedi pun menunjukan ruangan yang ada di dalam bangunan megah ini.
Di bagian depan lantai dasar, ada ruang pertemuan warga, ruang Bumdes, ruang pelayanan untuk warga, musala dan garasi ambulans.
Untuk ruangan kepala desa, lanjut Dedi, berada di lantai dasar. Hal ini untuk memudahkan jika warga hendak menemui kepala desa.
Sementara itu di bagian belakang lantai dasar, ada ruang pertemuan warga, termasuk, ada dapur untuk keperluan pegawai desa. Di lantai dua, ada tiga ruangan untuk tamu.
“Di sini juga ada ruangan kantor, ruang kegiatan atau rapat, ruang pelayanan, musala, ruang BPD, staf dan LPM. Ada juga ruang Bumdes, dan aset desa berupa pertokoan,” jelas Dedi.
Sedangkan di samping kanan kantor kepala desa, dipergunakan untuk ruangan pelayanan, BPD, dan LPM. Gedung di kiri kantor kepala desa dipakai sebagai gedung serbaguna.
Kantor desa yang menghabiskan dana pembangunan senilai Rp1 hingga 2 miliar tersebut, terdiri dari tiga gedung. Gedung utama yang dipakai ruang pertemuan warga, kantor kepala desa, dan ruang bumdes.
Biaya pembangunan kantor desa dari awal hingga selesai menelan dana satu hingga dua miliar rupiah. Biaya pembangunannya tidak diambil dari Dana Desa karena dana tersebut tidak boleh dipakai untuk membangun kantor desa. Biaya pembangunan kantor berasal dari pendapatan asli desa.
Uniknya lagi, setiap ruangan, selalu ada jendela dan pintu lebar. Hal ini supaya masyarakat tidak segan masuk ke desa. Pembangunan kantor desa semegah itu bukan untuk pamer kemewahan.
Di Desa Rancah, pembangunan sarana prasarana dan infrastruktur, khususnya jalan, sudah 99 persen terealisasi mulus. Tidak ada lagi jalan berbatu. Luar biasa. Semoga menjadi inspirasi bagi desa lainnya di Indonesia, khususnya di Kabupaten Karo. Tentu salah satu syaratnya tidak korupsi. (R1/KBRN)
Baca Juga: