Jaga Pertumbuhan Ekonomi, Jokowi Minta Kementerian dan Lembaga Borong Produk Dalam Negeri

Bisnis620 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat di Indonesia harus terus dijaga, terutama faktor-faktor pendukung dari sisi domestik, seperti konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah.

Salah satunya kata Sri Mulyani, Presiden Joko Widodo meminta seluruh Kementerian dan Lembaga meningkatkan belanja pemerintah terutama yang terkait mengandung Tingkat Kandungan Dalam Negeri atau TKDN yang tinggi.

“Bapak Presiden minta untuk tahun 2022 ini seluruh Kementerian Lembaga fokus merealisir belanja pemerintah dan terutama dipakai untuk membeli produk-produk yang memiliki kandungan lokal tinggi,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers usai rapat sidang kabinet di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/8/2022).

Dirinya menjelaskan pembelian sejumlah produk dalam negeri, dalam hal ini bangga buatan Indonesia akan mendukung pemulihan ekonomi yang makin kuat di kuartal ketiga dan kuartal keempat pada saat lingkungan global sedang mengalami kecenderungan gejolak.

Menkeu menjelaskan pertumbuhan ekonomi semester I-2022 yang sangat baik yakni sebesar 5,44 persen harus terus dipertahankan pada semester II-2022. Sementara, defisit APBN-nya masih relatif moderat.

Untuk tahun 2023, Presiden Jokowi meminta defisit APBN harus di bawah 3 persen dan dijaga dari sisi sustainabilitasnya.

Oleh karena itu, sisi belanja negara tetap akan mendukung berbagai program prioritas nasional, yakni pengembangan sumber daya manusia (SDM), pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan ibukota negara (IKN), dan penyelenggaraan Pemilu yang harus mendapatkan prioritas dari sisi penganggarannya.

“Kita akan menggunakan instrumen belanja pusat dan daerah untuk bisa mendukung berbagai program-program prioritas nasional dan juga dari sisi pembiayaan. Seperti akumulasi dari dana abadi pendidikan yang akan terus dikelola sebagai warisan untuk generasi yang akan datang maupun sebagai mekanisme untuk shock absorber,” ujar Sri. (R1/suara.com)