Kasus Aktif Luar Jawa-Bali Naik 1,24 Persen, Sumut Tertinggi

Nasional917 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com — Pemerintah mencatat ada peningkatan kasus aktif Virus Corona (Covid-19) di luar Pulau Jawa-Bali sebesar 1,24 persen sepanjang 1-9 Agustus 2021, dengan Sumatera Utara menjadi penyumbang terbanyak.

Kondisi itu berkebalikan dengan Pulau Jawa-Bali yang mengalami penurunan kasus aktif 27,08 persen.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP-PEN) Airlangga Hartarto menjelaskan, per 9 Agustus kasus aktif di Jawa-Bali berkontribusi sebanyak 53,5 persen. Sementara luar Jawa-Bali berkontribusi sebesar 46,5 persen dari kasus aktif nasional.

Kita lihat secara nasional, Jawa-Bali memang mengalami penurunan, dan kontribusi luar Jawa-Bali 46,5 persen dari total nasional, dan kita lihat terjadi penambahan sebesar 1,24 persen,” kata Airlangga dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (9/8/2021).

Kasus aktif merupakan sebaran warga yang tengah menjalani perawatan di fasilitas kesehatan maupun isolasi mandiri di rumah masing-masing. Penambahannya akan berdampak terhadap peningkatan keterisian rumah sakit rujukan pasien Covid-19.

Airlangga lantas merinci empat provinsi luar Jawa-Bali yang mengalami kenaikan kasus aktif terbesar, yakni Sumatera Utara dengan kenaikan 25.065 kasus, disusul Kalimantan Timur 20.116 kasus, Sumatera Barat naik 14.428 kasus, dan Riau yang kasus aktifnya naik menjadi 13.448 kasus.

“Namun ada 10 provinsi yang menurun yaitu, Jambi, Bengkulu, Lampung, Kepri, NTB, NTT, Kaltim, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat,” kata dia.

Perkembangan kasus Covid-19 di luar pulau Jawa-Bali yang meningkat juga berimplikasi pada kondisi tingkat keterisian atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit (RS) rujukan yang mengalami peningkatan.

Pada data laporan Kementerian Kesehatan per 8 Agustus, tercatat untuk RS covid-19 layanan isolasi terdapat 15 provinsi yang masuk dalam kategori zona kuning alias dengan keterisian 60-80 persen, sementara sisanya masuk kategori zona hijau atau tingkat keterisian di bawah 60 persen.

Dari data itu juga terlihat keterisian RS isolasi di pulau Jawa melandai, hanya DI Yogyakarta dan Jawa Timur yang masuk kategori zona kuning, sementara empat provinsi lainnya masuk zona hijau. Sementara pada perawatan ICU, seluruh provinsi di Pulau Jawa masuk zona kuning.

Saat keterisian RS Covid-19 di Jawa mulai menurun, RS di luar Jawa sebaliknya. Untuk layanan ICU misalnya, tercatat masih ada empat provinsi yang masuk kategori zona merah.

BOR ICU tertinggi terjadi di Gorontalo dengan tingkat keterisian 91 persen, kemudian di Sumatera Barat 84 persen, Sumatera Selatan 81 persen, dan Riau 80 persen.

Sebelumnya, Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman memprediksi kasus Covid-19 di luar Jawa akan mencapai puncaknya pada September. (R1/cnnindonesia.com)