Jakarta, Karosatuklik.com – Di tengah belum jelasnya sosok calon presiden (capres) yang bakal diusung oleh PDI Perjuangan pada Pilpres 2024, Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP Ganjar Pranowo dengan terang-terangan menyatakan diri siap menjadi capres di pilpres mendatang.
Pernyataan Ganjar ini memantik respons dari berbagai kalangan, tentu utamanya PDIP. Sebagai satu-satunya partai yang memenuhi presidential threshold, PDIP memang bisa mengusung calon presiden dan calon wakil presiden tanpa perlu berkoalisi pada Pilpres 2024. Namun begitu, bukan berarti PDIP ingin sendirian.
Seperti diakui oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut koalisi partai menjadi elemen terpenting sebelum melahirkan nama capres dan cawapres untuk menghadapi pertarungan Pilpres 2024.
Bagi Hasto, untuk menjadi capres dan cawapres harus didukung oleh gabungan partai politik. Artinya, untuk bisa menang harus menang 50 persen plus 1, dan mendapatkan dukungan yang terdistribusi di setidaknya 20 provinsi.
PDIP sendiri memang tak mau terburu-buru memilih dan menentukan capresnya meskipun partai lain sudah mulai mendeklarasikan capres. Bahkan sang Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri, juga sudah tegas bilang pencalonan mesti disiapkan secara matang. Ditambah, masih adanya waktu yang cukup untuk memilih capres.
Melalui Hasto, pernyataan Megawati itu disampaikan ke seluruh kader agar menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, Megawati yang mempunyai kewenangan penuh untuk menentukan capres dari PDIP juga meminta para kadernya untuk bersabar. “Saya juga tanya kepada Bu Mega. ‘Bu, bagaimana pembahasan terhadap capres dan cawapres?’ Ibu Mega membahas cukup dengan dua kata, sabar saja. Tunggu momentumnya,” kata Hasto baru-baru ini.
Terbaru, dalam jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2022), Hasto menyampaikan sanksi teguran kepada Ganjar atas pernyataannya siap menjadi capres. Bentuk pelanggaran yang dilakukan Ganjar itu, yakni melanggar surat instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait dengan komunikasi politik. Kata Hasto, Ganjar melanggar instruksi nomor 4503/Instruksi/DPP/10/2022.
Lantas bagaimana sampai munculnya pernyataan dari Ganjar yang blak-blakan menyebut siap menjadi capres? Tentunya bukan tanpa alasan yang cukup kuat buat bagi Ganjar melontarkan pernyataan yang membetot perhatian publik pada Rabu pekan lalu itu.
Sejumlah dalih diungkapkan Ganjar. Bermodal memiliki elektabilitas yang moncer dari lembaga-lembaga survei, membuat Ganjar begitu percaya diri. Mengacu pada realitas sosial dan survei, Ganjar “menjual diri” sebagai capres. Namun untuk bisa maju sebagai capres, ia pun mengaku menyadari semuanya tergantung pada kepercayaan partai politik pada dirinya.
Berambisinya Ganjar dengan berani berbicara soal siap menjadi capres di hadapan publik itu dinilai bukan semata karena faktor mengantongi elektabilitas yang tinggi bersama dua nama lain yang selama ini merajai hasil survei, yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mencermati adanya kekuatan besar di balik Ganjar sehingga berani melontarkan pernyataan siap menjadi capres. Ganjar, kata Jamiluddin, selama ini dikenal sebagai kader PDIP yang sangat setia terhadap partai.
“Saya lihat peluang Ganjar keluar dari PDIP sangat kecil karena dia salah satu kader yang sangat loyal,” ucap Jamiluddin dalam perbincangan dengan Inilah.com, Senin (25/10/2022).
Artinya, dalam pandangan Jamiluddin, dengan Ganjar bilang siap menjadi capres ada orang kuat yang menggaransi Ganjar. “Cuma publik belum tahu siapa orang tersebut. Ada backup dari luar.”
Ganjar, menurut Jamiluddin, sengaja meletupkan pernyataan soal siap nyapres untuk melihat reaksi dari PDIP. “Respons apa dari PDIP. Ini pancingan dari Ganjar terkait soal sanksi atas pernyataannya itu. Ganjar ingin ke depannya bisa lebih leluasa untuk melangkah sebagai capres.”
Keberanian pernyataan Ganjar itu, Jamiluddin menilai, tidak terlepas dari adanya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang telah dibangun oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP. Selama ini KIB kerap disebut-sebut siap menampung Ganjar. “KIB ingin kepastian juga,” ucap Jamiluddin sembari menyebut di KIB tidak ada capres yang memiliki elektabilitas tinggi, sehingga ada potensi untuk menduetkan Ganjar.
Senada dengan Jamiluddin, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio juga menilai Ganjar sangat percaya diri karena memiliki beking yang kuat di belakangnya. “Ganjar sedang percaya diri dengan kekuatan besar yang mem-backing-nya, sehingga berani bersuara lantang ke PDIP bahwa dirinya siap menjadi capres,” ujar Hendri menekankan.
Hendri mengamati Ganjar sedang angkat suara kepada PDIP bahwa tidak hanya Puan Maharani yang siap maju capres pada 2024. “Ini seperti teriakan GP (Ganjar Pranowo) kepada partainya, ‘hai PDI Perjuangan, di situ bukan hanya Puan yang siap, aku pun siap!’,” kata pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini.
Hendri pun memandang ada peran Istana di balik keberanian Ganjar bersuara lantang soal pencapresan. “Sangat mungkin inilah buah perbincangan dia (Ganjar) dengan Jokowi,” ungkap Hendri yang juga menilai keberanian Ganjar itu berkaitan erat dengan pertemuan Megawati dan Jokowi di Batutulis yang diyakini adanya permintaan dari Megawati kepada Jokowi untuk mendukung Puan di 2024. “Ini juga jadi respons Ganjar.” (R1/Inilah.com)