Kena Flu Biasa Masa Covid-19, Jangan Panik, Simak Disini Penjelasan Dokter

Kesehatan1034 x Dibaca

Karosatuklik.com — Flu biasa atau selesma memiliki kemiripan dengan gejala Covid-19. Kendati demikian, ada sejumlah hal yang membedakan antara flu biasa dan Covid-19.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Vito A. Damay mengatakan, antara Covid-19 dan flu umumnya sama-sama memiliki gejala pilek, hidung tersumbat.

Namun pada Covid-19, juga ada demam, batuk, tenggorokan tak nyaman, terkadang mual, diare, timbul bercak-bercak kemerahan di kulit mirip seperti alergi, badan terasa lemas, mudah lelah sehingga membuat penderitanya ingin terus beristirahat.

Selain itu, sekitar 87 persen orang dengan Covid-19 kehilangan kemampuan indera penciuman baik atau disebut anosmia.

Gejala ini bahkan dialami pasien walau hidungnya tak tersumbat.

“Walau sama-sama pilek, hidung tersumbat, meler, tetapi Covid-19 biasanya punya gejala anosmia atau tidak bisa mencium aroma atau kehilangan (kemampuan) indera penciumannya. 87 persen orang dengan Covid-19 punya keluhan anosmia,” kata Vito, seperti dikutip Antara.

Penyebab anosmia ini bukan hidung tersumbat atau pilek, melainkan karena neuron sensorik penciuman tidak bisa mengekspresikan gen yang mengkode protein reseptor ACE2 (yang digunakan virus SARS-CoV-2 untuk memasuki sel manusia), ungkap studi dalam jurnal Science Advances pada 24 Juli 2020.

Seperti dikutip dari laman resmi HMS, peneliti salah satunya profesor neurobiologi di Blavatnik Institute, Harvard Medical School (HMS), Sandeep Robert Datta, menemukan, virus corona mengubah indera penciuman pada pasien, tidak dengan menginfeksi neuron secara langsung tetapi memengaruhi fungsi sel pendukung.

Sementara itu, orang dengan flu tidak mengalami anosmia. Walau hidungnya tersumbat, tapi dia masih bisa menghirup aroma misalnya makanan.

Jadi, anosmia bukan berarti karena masalah hidung tersumbat. Perbedaan lain antara flu dan Covid-19, yakni infeksi virus SARS-CoV-2 menyebabkan paru-paru basah sehingga akan tampak bercak-bercak atau bulat-bulat pada hasil rontgen thorax pasien Covid-19.

Orang dengan Covid-19 juga mengalami penurunan saturasi oksigen yang ini tidak didapatkan pada orang dengan flu biasa.

Walaupun sama-sama punya gejala hidung tersumbat, saturasi oksigen pada oximeter orang yang terkena flu tidak akan turun dari angka normal (yakni 95-100 persen).

Hal lain yang membedakan, Covid-19 yakni menyebabkan D-Dimer naik atau gangguan pembekuan darah yang tidak didapatkan pada orang dengan flu biasa.

Tes PCR

Terakhir, untuk memastikan seseorang terkena Covid-19 atau flu maka dia perlu menjalani tes PCR, terutama bila mempunyai riwayat kontak dengan pasien Covid-19.

“Kalau flu harus di-swab juga? ya karena gejalanya mirip sebaiknya Anda lakukan daripada menyesal apalagi kalau punya riwayat kontak dengan orang yang positif,” ujar Vito.

Vito lantas berpesan agar Anda tetap mematuhi protokol kesehatan yakni mengenakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas untuk membantu mencegah penularan dan penyebaran Covid-19.

Jangan Mau Dicovidkan

“Tidak pakai masker itu namanya Anda di-covid-kan. Kalau Anda menularkan pada orang lain itu berarti Anda meng-covid-kan orang lain. Jangan mau di-covid-kan, jangan mau ditularkan atau menularkan pada orang lain, pakai maskernya,” demikian pesan dia. (R1/cnnindinesia.com)