Kabanjahe, karosatuklik.com – Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT) Kabupaten Karo apresiasi penetapan Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark. Penetapan itu merupakan proses panjang dari upaya bersama berbagai pemangku kepentingan baik pemerintah pusat dan daerah maupun masyarakat setempat yang tinggal di kawasan Danau Toba.
Penetapan Kaldera Toba, akan mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan itu. Sehingga, akan terbuka peluang bagi masyarakat setempat, khususnya di seputaran Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tongging, untuk mempromosikan budaya, produk lokal, serta penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
Hal itu dikatakan Ketua DPD KMDT Kabupaten Karo, Ir Artiya Aksara Brahmana ketika dimintai karosatuklik.com, pandangannya atas pengakuan dan perhatian dunia terhadap Kaldera Toba, Kamis (27/08/2020) sore di Kabanjahe.
Menurut Artiya Aksara Brahmana, pemerintah dan masyarakat setempat berkewajiban untuk meningkatkan dan terus menjaga kelestarian lingkungan dan keutuhan dari kawasan Kaldera Toba, katanya.
Kawasan ini juga dikenal dengan pemandangannya yang indah sehingga mengundang jutaan wisatawan domestik maupun internasional untuk datang menikmati secara langsung pesonanya di 7 kabupaten se kawasan, termasuk Kabupaten Karo, sebutnya.
Pelaku usaha sektor pariwisata serta Pemkab Karo, harus lebih agresif memanfaatkan momentum ini, sehingga tidak hanya menjadi penonton dibanding daerah tetangga. Pemerintah daerah harus lebih membina UMKM serta memberdayakan masyarakat lokal agar masyarakat lebih menyajikan produk sesuai dengan harapan pangsa pasar. ”Harus lebih memperbanyak publikasi ke tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi wisatawan,” ujarnya.
Dengan masuknya Geopark Kaldera Toba (GKT) sebagai anggota United Global Geopark (UGG) oleh UNESCO maka UNESCO ikut mempromosikan Geopark Kaldera Toba sebagai Daerah Tujuan Wisata berksala internasional, kata Artiya.
Manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal terutama dengan adanya geowisata (mengunjungi lokasi-lokasi unik secara geologi), wisata budaya (pertunjukan kesenian lokal/tradisional), biowisata (fauna dan flora khas/endemik), tambahnya.
Sekedar mengingatkan, Kaldera Toba berhasil masuk daftar UNESCO setelah dinilai dan diputuskan UNESCO Global Geoparks Council pada Konferensi Internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok, Indonesia, pada 31 Agustus-2 September 2019.
Tidak hanya Kaldera Toba yang ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark dalam kesempatan itu, tetapi ada juga 15 lokasi lain dari berbagai dunia yang mendapatkan pengakuan yang sama.
Indonesia sebelumnya sudah memiliki empat lokasi yang menjadi UNESCO Global Geopark, yaitu Batur, Cileteuh, Gunung Sewu, dan Rinjani. (R1)