Kopi dan Batik, Sinergi untuk Sebuah Kreativitas Sejak Masa Lampau

Serba-Serbi1041 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Menyambut hari kopi sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober, founder O’Nee Kopi, Harriny Joelianty dan para barista muda menggelar Bincang Santai tentang Sinergi Kopi dan Batik.

Acara ini sekaligus menyambut Hari Batik Nasional, yang hadir setiap tanggal 2 Oktober. Owner Batik Riana Kesuma mengatakan, batik dan kopi adalah sinergi yang saling melengkapi sejak dulu.

“Pembuat batik selalu ditemani kopi untuk kreativitasnya. Hal yang sama juga terjadi pada masyarakat modern. Berkreasi tanpa kopi, terasa kurang,” ujarnya, saat ditemui di butiknya, di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Jumat (1/10/2021).

Pada kesempatan ini, sejumlah barista muda juga hadir. Mereka tergabung dalam komunitas BrotherRista, yaitu komunitas kopi yang dibangun pada 2016.

Anak-anak muda ini merupakan pecinta kopi sejati, yang mempelajari sejarah kopi di Indonesia.

“Kopi mulai dikenal di Indonesia sejak 1696, yang dibawa VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) dari India. Mereka membawa bibitnya ke Indonesia dan menanamnya daerah Pondok Kopi, yang kita kenal sekarang, yaitu di Jakarta Timur. Pada 1699, Belanda menanam kopi lagi, karena yang sebelumnya ditanam musnah terkena banjir. Mereka kemudian menanam di kawasan Kampung Melayu,” ujar Stipay, salah seorang anggota komunitas.

Sejak saat itu, perjalanan sukses kopi Indonesia mulai terjadi. Masyarakat Jawa Barat menyukai kopi yang ditanam orang-orang Belanda kala itu, hingga kemudian menyebar ke seluruh Indonesia.

Orang Belanda yang tinggal di Indonesia mulai membawa kopi yang ditanam di Kampung Melayu kepada masyarakat yang tinggal di Eropa, sehingga hal ini, sedikit demi sedikit memperkenalkan kopi Indonesia kepada masyarakat dunia. (R1/suara.com)