Legenda Bulutangkis Ivana Lie: Momen Greysia/Apriyani Menorehkan Tinta Emas Bagi Bangsa dan Negara

Badminton, Sport1614 x Dibaca

Tokyo, Karosatuklik.com – Greysia Polii/Apriyani Rahayu akan bertarung final Olimpiade Tokyo 2020 cabor bulutangkis nomor ganda putri. Mereka diyakini sudah tahu harus bermain seperti apa.
Greysia/Apriyani akan menghadadapi unggulan dua asal China, Chen Qingchen/Jia Yifan, dalam perebutan medali emas ganda putri cabang olahraga bulutangkis Olimpiade 2020 Tokyo.

Laga yang digelar di Musashino Forest Sport Plaza Tokyo, Senin (2/8/2021) siang waktu setempat, menjadi peluang teresar perburuan medali emas bagi kontingan Merah-Putih.

Legenda bulutangkis Ivana Lie tak mau banyak berkomentar untuk duel Greysia/Apriyani vs Qingchen/Yifan ini.

Saya cuma bisa komentar satu kalimat saja. Ini menjadi momen dalam hidup Greysia/Apriyani untuk menorehkan tinta emas sebagai pembuat sejarah bagi negara dan diri mereka,” kata Ivana dalam keterangan tertulisnya.

Ivana pun yakin bahwa Greysia/Apriyani sudah tahu apa yang dibutuhkan untuk menggondol medali emas dari pesta olahraga sejagad di Tokyo.

“Mereka sudah paham apa yang harus mereka lakukan,” kata Ivana yang juga mantan Staf Khusus Bidang Olahraga Kemenpora ini.

Sebelumnya, Greysia/Apriyani mengaku ingin lebih berkonsentarasi dengan persiapan diri untuk menghadapi laga final. Terutama dalam menjaga spirit pertandingan.

Soal strategi menghadapi lawan, sebut Greysia, secara tipe permainan keduanya sudah saling mengetahui karena sering bertemu.

“Kami ingin terus menjaga pikiran seperti datang awal ke Tokyo. Kami ingin menikmati game agar bisa menunjang pereforma di lapangan. Kami tak mau berpikir lawan seperti apa, begini atau begitu. Paling persiapan yang harus kami lakukan adalah menjaga ketenangan agar dapat mengontrol permainan serta mempersiapkan diri untuk recovery,” kata Greysia.

Terpisah, pelatih ganda putri Eng Hian meminta masyarakat Indonesia bisa meredam ekspetasi berlebihan kepada anak-anak latihnya. Menurutnya, biarkan Greysia/Apriyani dengan caranya sendiri di babak final.
“Sebenarnya masalah nonteknis saat pemain tidak bisa mengontrol ekspetasi. Olimpiade ini banyak unggulan tumbang karena bermain berbeda dengan standar karena beban berat. Mohon pemberitaan jangan terlalu berlebihan. Mohon doanya saja,” kata Didi, sapaan karib Eng Hian.

Didi mengakui, Greysia/Apriyani tertinggal secara head-to-head dari Qingchen/Yifan dengan agregat 3-6. Tapi itu tidak bisa menjadi acuan. Sebab, hasil tergantung dari kesiapan atlet di lapangan.

“Kami sudah mendekati fase terpenting. Secara teknis sudah disiapkan, terapi apakah strategi berjalan apa tidak bergantung di lapangan nanti,” kata Didi. (R1/Dtc)