Masa Pandemi, Politik Anggaran Belum Memihak Petani

Berita, Bisnis1201 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Kabupaten Karo dikenal sebagai daerah pertanian yang memberi konsekuensi perlunya perhatian pemerintah pada sektor pertanian yang kuat dan tangguh.

Oleh karena itu, salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian disamping sektor pariwisata.

Pemerintah diminta memberikan proteksi kepada petani khususnya petani holtikultura yang terdampak Covid-19 di daerah itu. Artinya, pertanian memegang peranan yang sangat penting dari keseluruhan perekonomian daerah.

“Hal ini, ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang terserap pada sektor pertanian. Pertanian merupakan basis perekonomian Kabupaten Karo sekitar 80 persen,” sorot Malem Ukur Ginting, seorang tokoh adat dan budaya yang sehari-hari juga menggeluti pertanian, Minggu (11/10/2020) Pukul 20.20 saat bincang – bincang dengan redaksi karosatuklik.com di Kabanjahe.

Sektor pertanian, lanjutnya lagi, pasti akan tergilas kalau tidak ada perhatian yang sepadan dari pemerintah.

Kalau pada titik itu ada bencana, maka barulah kita sadar betapa pentingnya bahan makanan yang dihasilkan oleh sektor pertanian. “Atau kalau kita punya uang, tetapi tidak ada yang bisa dibeli, karena tidak ada stok bahan makanan,” ketusnya.

Maka dari itu, sambung Ginting, ditengah situasi masa sulit, wabah pandemi Covid-19 ini, pembangunan sektor pertanian jangan dilupakan bahkan sangat perlu perhatian dan fokus Pemkab Karo maupun Satgas Gugus Tugas, tegasnya.

Sektor pertanaian ini memberikan kontribusi cukup besar bagi pembangunan ekonomi Kabupaten Karo. Namun sayangnya, dibiarkan saja seperti “anak terlantar” tanpa ada upaya konkret dibuktikan dengan alokasi APBD yang tidak pernah berpihak ke petani.

Pemkab dan Satgas Gugus Tugas, harus menyiapkan strategi jangka pendek dan jangka panjang agar sektor pertanian tidak gulung tikar di masa pandemi ini, “paling tidak masih bisa bernafas,” pungkasnya.

Petani daerah ini dikenal tangguh dan ulet. Tidak cengeng, saat harga jual tidak berpihak ke petanipun kami diam, sungguh berat tantangan yang dihadapi petani.

“Kenapa harga jual produksi petani sering cepat berfluktuasi, lebih sering tidak memiliki harga jual, sementara harga pupuk dan pestisida tidak pernah turun, dimana peran pemerintah,?,” kecamnya. (R1)