Pakar: Berdayakan Satgas Covid Sekolah Sukseskan Vaksinasi Pelajar

Kesehatan1179 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof. Dr. dr. Syamsul Arifin, MPd mengatakan Satgas COVID-19 tingkat sekolah perlu diberdayakan untuk menyukseskan program percepatan vaksinasi bagi pelajar.

“Vaksinasi untuk pelajar ini harus melibatkan secara aktif pihak sekolah untuk memastikan tidak ada peserta didik yang terlewat menerima vaksin,” terang Syamsul di Banjarmasin, Sabtu (18/9/2021).

Selain warga sekolah termasuk guru dan tenaga kependidikan, menurut Syamsul, penting dipastikan para orang tua atau wali murid juga telah divaksinasi.

Ini mengingat aktivitas peserta didik di sekolah saat pembelajaran tatap muka berpotensi membawa virus corona ke rumah jika terjadi penularan di lingkungan lembaga pendidikan.

“Jadi tugas Satgas COVID-19 tingkat sekolah inilah harus memastikan pula para orang tua atau wali murid telah divaksinasi,” timpal Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.

Kementerian Kesehatan menetapkan sebanyak 26,7 juta usia 12-17 tahun menjadi target vaksinasi COVID-19.

Menurut Syamsul, seluruh kabupaten dan kota harus bekerja lebih optimal lagi untuk mencapai target yang telah ditentukan tersebut.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain, perlunya pemetaan data sasaran secara rasional dan berkeadilan.

Validasi dan Verifikasi

Data sasaran vaksinasi di tingkat kabupaten/kota harus tersedia dan dilakukan validasi, verifikasi di tingkat propinsi sebelum pelaksanaan vaksinasi.

Kemudian, perlunya pemetaan kapasitas penyimpanan vaksin di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga dapat diatur pengiriman jenis vaksin dan tahap pengiriman vaksin secara langsung atau bertahap.

Sebaliknya jika keterbatasan sarana penyimpanan setiap daerah secepatnya untuk dialokasikan untuk pengadaan sarana penyimpanan tersebut.

“Relawan untuk vaksinator perlu diperbanyak yang tentunya diberikan pelatihan terlebih dahulu, sehingga dapat diberdayakan manakala tenaga kesehatan utama kewalahan mengingat banyaknya sasaran dan percepatan pencapaian target,” tandas Syamsul. (R1/Antara)