Patut Bangga! Ekonomi RI Melesat Saat yang Lain Melambat

Nasional504 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu membeberkan sejumlah alasan ekonomi Indonesia tumbuh melesat di atas 5% selama tiga kuartal berturut-turut di tahun 2022 di tengah kondisi ekonomi global yang melambat.

Bahkan, jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, perekonomian Indonesia menunjukkan konsistensi pemulihan ekonomi yang relatif baik.

“Untuk tahun 2022 ini, pemulihan ekonomi yang kita lihat dan jaga luar biasa, mayoritas negara G20 dan ASEAN justru kalau tidak melambat secara signifikan bahkan ada beberapa yang resesi, Amerika Serikat (AS) resesi di first half, jadi itu luar biasa bagaimana kita menjaga perekonomiannya tetap konsisten melanjutkan pemulihan,” terangnya dalam Stakeholders Gathering 2022 di Kementerian Keuangan, Rabu (21/12/2022).

Menurutnya, hal tersebut didorong oleh sejumlah kebijakan pemerintah untuk tetap menjaga kondusifitas iklim usaha. Dengan begitu, terjadi optimisme dalam dunia usaha untuk terus berjalan. Pemerintah membangun iklim usaha tersebut dengan terus menjaga daya beli masyarakat agar aktivitas perekonomian tetap berjalan dengan lancar.

“Itu pekerjaan yang besar terutama melibatkan semua stakeholders. Kita menjaga kalau dari sisi pemerintahnya koordinasi yang kuat sehingga memberikan iklim yang kondusif bagi sektor usaha untuk terus bisa jalan dan menjaga optimisme di tengah ketidakpastian bahkan ada perang,” jelasnya.

“Bagaimana kepastian itu diejawantahkan dalam indikator yang jelas. Pasar sektor usaha melihat bagaimana leadership dari pemerintah, dalam konteks ini menjaga agar daya beli masyarakat tetap terjaga. Karena konsumsi kita 55-56% dari PDB jadi menjaga daya beli masyarakat jadi prioritas utama,” kata Sri Mulyani.

Dia menegaskan upaya menjaga daya beli itu terus dilakukan di semester I-2022. Ini dilakukan agar ekonomi Indonesia terhindar dari resiko global, yakni harga pangan dan energi yang sangat tinggi.

Selain itu, menurut Febrio pertumbuhan ekonomi yang baik ini juga didukung oleh keberhasilan pemerintah memitigasi kenaikan inflasi di atas 6-7% pasca kenaikan harga BBM September 2022 lalu.

Mitigasi tersebut dilakukan melalui koordinasi antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang salah satunya dilakukan melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

“Kita pastikan inflasinya, kalaupun harus naik 6-7% kita mitigasi. Ternyata lebih dari yang kita perkirakan, pemda dan pusat bahu-membahu menjaga inflasi di bawah 6% bahkan terakhir 5,4%. Sampai akhir tahun mudah-mudahan terus di bawah 6% dan terus turun,” harapnya.

“Ini memberikan iklim kepastian bagi ekonomi, di tengah-tengah iklim kepastian ini sektor usaha bisa jalan, perbankan, sektor keuangan jadi punya arah untuk proyeksi,” pungkasnya. (CNBCIndonesia)