Jakarta, Karosatuklik.com – Real Estat Indonesia (REI) menilai, masalah pembiayaan sektor properti masih menjadi kendala dari developer dan konsumen. Ketatnya aturan perbankan untuk memberikan kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit konstruksi bisa menghambat kebangkitan sektor properti.
Ketua Umum DPP REI Paulus Totok Lusida mengatakan, kebangkitan properti tahun 2022 ini diharapkan bisa lebih baik, meski pandemi masih menghantui.
Selain itu, kendala masalah perizinan dan juga masalah pembiayaan dari perbankan yang memiliki aturan ketat ini bisa menjadi kendala baru bagi kebangkitan properti.
“Kehati-hatian perbankan kita maklumi, karena adanya restrukturisasi di semua skim usaha, tetapi saringan atau filter-nya jangan terlalu ketatlah,” kata Totok, Rabu (20/4/2022).
Menurut Totok, saat ini masih banyak konsumen yang pendapatannya berkurang akibat terkena dampak Covid-19. Meski aturan ketat KPR kepada konsumen yang ingin memiliki rumah, tetapi sektor properti harus terus berjalan.
“Optimisme hari ini harus tetap jalan. Kami juga sudah sampaikan kepada pihak perbankan jangan terlalu ketat persyaratan, yang justru membuat hambatan baru,” katanya.
Totok mencontohkan filter terhadap calon debitur, pengalaman kerja, masa kerja, hingga payroll, supaya perbankan bisa melihat stabilitas keuangan nasabah. “Masalah ini yang kami coba dinegosiasikan dengan kalangan perbankan,” tegasnya. (BeritaSatu)