Perjalanan Karier Akting Shenina Cinnamon, dari Pemain Figuran Sampai Jadi Pemeran Utama

Entertainment, Film1512 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Shenina Cinnamon merupakan pemeran asal Indonesia yang memulai debut dalam series Roman Picisan The Series.

Beragam peran figuran ia lakoni hingga akhirnya pada 2021 berkesempatan menjadi peran utama dalam film Penyalin Cahaya sebagai Suryani.

Aktingnya yang gemilang sebagai Suryani berhasil membawa Shenina Cinnamon kepada nominasi Piala Citra untuk Pemeran Utama Perempuan Terbaik di Festival Film Indonesia 2021.

Terhitung sudah lebih dari 15 projek ia mainkan sejak debutnya pada 2018 lalu dan yang terbaru adalah series “Dear David” dan film “Onde Mande!”.

Namun ternyata ada cerita unik dari perjalanan karier seorang Shenina Cinnamon. Dulunya ia menolak mentah-mentah tawaran untuk menjadi aktris dan malah melakukan suatu hal untuk menggagalkan rencana tersebut.

Lalu bagaimana akhirnya kekasih Angga Yunanda ini bisa terjun ke industri film? Simak interview Suara.com dengan Shenina Cinnamon berikut ini.

Bagaimana perjalanan karier Shenina Cinnamon di dunia akting?

Aku dulu sekolah emang ambil film dan televisi, dari SMK sampai kuliah pun ambil jurusan yang sama. Tapi memang tujuannya tuh pengin buat film bukan untuk bermain di sebuah film. Sampai flashback sedikit, pas abang aku dulu yang ada di industri setiap kali nyuruh aku casting tuh aku nggak pernah mau.

Sama halnya pas udah gede, disuruh casting lagi aku juga nggak mau karena aku kayak ‘Aku maunya bikin film, nggak mau syuting’. Sampai adalah satu momen di mana aku ingin menunjukkan bahwa sebenarnya aku tuh nggak bisa akting, disuruh casting akhirnya aku datang.

Aku datanglah ke casting tersebut, aku akting, aku pulang, nggak sampai seminggu dikabarin kalau aku keterima. Jadi niatnya yang menunjukkan bahwa aku nggak bisa akting malah dibalik sama semesta.

Setelah itu akhirnya dicoba, dicoba, karena aku ngerasa kenapa enggak, siapa tahu emang harus nyoba dulu baru diri sendiri ngerti kenapa dari kemarin nolak tapi akhirnya ada di titik ini. Udah, pas dicoba, ternyata aku enjoy menjalaninya.

Dan aku malah merasa bisa belajar secara langsung dalam membuat film seperti apa, membuat series seperti apa, dan projek-projek lain itu seperti apa. Itu sih.

Jadi kalau misal ditanya sekarang apakah enjoy di industri jawabannya sangat dan kalau ditanya sampai kapan pengin kayak gini jawabannya sampai kapanpun. Dan kalau bisa pengin terus memberikan sesuatu ke penonton di industri ini juga.

Film apa yang membuat Shenina yakin menjalani profesi sebagai aktris?

Kalau aku, mungkin karena trigger aku awalnya bahwa aku pengin buat film jadi secara nggak langsung pas dapat projek apapun itu aku ngerasa kayak harus diambil sekaligus belajar. Karena aku menurut aku ngeliatin orang syuting lebih gampang dapatin pelajarannya daripada cuma belajar teori.

Kalau misal di lapangan aku bisa nyontek sekaligus kan, awalnya seperti itu. Tapi makin ke sini kayaknya memerankan karakter dan mengotak-atik perasaan tuh seru ya, karena aku nggak pernah sadar bahwa Shenina yang ini punya perasaan-perasaan tertentu kalau misalnya bukan karena karakter yang aku dapatin.

Karena kalau misalnya dapat projek aku disuruh marah akan sesuatu. Mungkin Shenina yang asli nggak akan mengeluarkan rasa tersebut karena nggak pernah ada kejadian seperti itu. Eh tapi pas aku ngelakuin scene-nya, ‘Oh kok aku bisa ya,’ ternyata memang ada perasaan tersebut di dalam diri aku yang mungkin bisa dikeluarkan melalui si akting ini.

Jadi kalau ditanya projeknya apa jadinya ya semua projek. Karena aku belajar setiap kali dapat projek cuma projek yang awalnya banyak banget memberikan aku pelajaran itu awalnya di Penyalin Cahaya karena memang itu adalah pertama kalinya aku berperan sebagai pemeran utama.

Jadi yang membuat yakin berakting karena ketagihan akan sensasi mengotak-atik perasaan dalam katakter?

Iya, mengotak-atik rasa dan akhirnya bisa mengeluarkan rasa, mungkin lebih ke sana.

Shenina merasa mulai dikenal publik sejak bermain dalam projek apa?

Kalau aku, balik lagi ke Film Penyalin Cahaya. Karena itu kesempatan aku pertama kalinya menjadi pemeran utama di sebuah film panjang dan akhirya alhamdulillah film itu bisa dibawa ke festival dulu dan makin banyak memori tersebut kali ya.

Kayak di film ini aku bisa dapat banyak memori yang bisa aku ingat dan pelajaran baru yang mungkin nggak bisa aku dapatkan kalah aku nggak berperan sebagai Suryani waktu itu. Jadi lebih ke sana dan akhirnya bisa dikenal sebagai sosok Shenina yang asli karena memerankan suatu projek yang memang ada dari diri aku sendiri itu kayaknya baru di Penyalin Cahaya sih.

Sampai saat ini Shenina masih bercita-cita menjadi film maker?

Masih banget, kalau ditanya masih, masih pengin banget, cuma mungkin karena fokusnya sedang terpecah, jadi aku ingin untuk tetap di industri di bagian depan layar dulu aja. Mungkin di balik layarnya kalai misalnya aku udah ngerasa diri aku udah full dan udah pengin banget buat matang, baru lah aku kembali lagi (ke cita-cita menjadi filmmaker).

Rencana Shenina ingin berkarier sebagai aktris hingga umur berapa?

Selama-lamanya, se-masih dipercayanya.

Karakter apalagi yang ingin diperankan oleh Shenina di masa depan?

Kalau aku nggak pernah punya target kayak ‘Ah habis ini, besok mau ini ah mau itu ah,’ itu sebenarny nggak ada. Apapun yang akan diberikan selagi tetap cocok sama aku dan berjodoh dengan karakternya pasti aku akan terima. Tapi, kalau misal ternyata ada genre yang menurut aku menantang nih itu action sih.

Sebagai seorang aktris apakah Shenina masih belajar dalam mengembangkan potensi berakting?

Pastinya. Makanya tadi aku bilang setiap kali aku dapat projek pasti aku mendapatkan pelajaran baru juga, karena aku selalu ketemu sama orang yang baru, di mana mungkin pola pikirnya, cara mereka berpendapat, selalu berbeda.

Jadi di saat mereka mengobrol sama aku di luar scene pun, aku mendapat banyak pelajaran. Entah bersama senior, yang seumuran, bahkan yang di bawah kita umurnya, pasti akan dapat banyak pelajaran, karena setiap orang punya pengalamannya masing-masing.

Shenina biasanya merasa puas dengan akting saat dalam momen apa?

Rasa puas, hmm, kalau aku puasnya selalu berdampak ke diri sendiri, bukan karena orang lain. Kalau seperti award, atau apapun itu, menurutku itu hanya hadiah tambahan. Tapi, ada di sebuah projek yang ternyata aku nyaman ada di dalamnya aja adalah sebuah award juga buat aku.

Karena untuk mendapatkan karakter atau projek tersebut kan ada prosesnya. Jadi kalau aku bisa mendapat suatu projek dari kerja keras aku itu udah nilai yang luar biasa buat aku sendiri.

Tanggapan Shenina dalam menghadapi kritik atau hujatan publik terhadap akting?

Kalau misalnya orang-orang suka bilang ‘Ah kayaknya mirip-mirip aja deh cara dia akting’ dan lain-lain, itu balik lagi, karena yang memerankan adalah satu orang yang sama gitu, kita.

Kayak aku memerankan Si Mar gitu, bagaimanapun Si Mar adalah karakter yang diperankan oleh Shenina, jadi akan ada poin dari Shenina yang keluar dalam karakter Si Mar. Mungkin itu yang buat orang-orang ngerasa sama aja.

Kamu terpengaruh dengan kritikan tersebut?

Kalau menurutku setiap orang punya selera yang berbeda-beda dan kita tidak bisa memaksa orang lain untuk selalu suka dengan apa yang kita kerjakan, jadi nggak papa sebenarnya dapat pendapat seperti itu.

Tetapi selagi arahnya benar ya, bukan cuma nge-judge tapi nggak ada isinya. Kalau ada isinya akan aku terima dan akan aku jadikan pelajaran, tapi nggak yang baperan juga. Terus kalau yang pedas dan nggak ada isinya ya dibiarin aja. (R1/suara.com)