Polri: Pimpinan MIT Ali Kalora Mau Menyerahkan Diri, Tapi Ada Ancaman dari Kelompok Qatar

Nasional1262 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Mabes Polri menyatakan pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Ali Kalora, berupaya untuk menyerahkan diri kepada aparat keamanan.

Namun, upaya itu urung terlaksana karena diduga Ali Kalora mendapat tekanan dari kelompok lain. Adapun tekanan tersebut diketahui berkaitan dengan keamanan keluarganya.

Demikian hal tersebut disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigadir Jenderal Rusdi Hartono.

“Segala kemungkinan terjadi seperti itu di sana. Ada usaha untuk menyerahkan diri, dan sebagainya,” kata Brigjen Rusdi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (24/5/2021).

Rusdi tak mengatakan lebih lanjut mengenai upaya-upaya yang tengah dilakukan aparat keamanan untuk memburu kelompok teroris MIT dari wilayah Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Menurut dia, upaya-upaya tersebut saat ini tengah didalami anggota TNI-Polri yang tergabung dalam operasi gabungan Satgas Madago Raya.

“Yang jelas, dari operasi itu diharapkan kasus MIT bisa selesaikan. Kelompok-kelompok Ali Kalora harus diselesaikan di daerah Poso dan sekitarnya,” ucapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Komandan Komando Daerah Resor Militer 132 Tadaluko, Brigjen Farid Makruf.

Menurut Farid, salah satu upaya yang dilakukan Satgas Madago Raya selama ini yaitu mengimbau kepada pihak keluarga dari DPO untuk segera menyerahkan diri.

Upaya tersebut sepertinya akan membuahkan hasil, Pemimpin Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora dikabarkan akan menyerahkan diri bersama tiga DPO lainnya.

Hanya, niat Ali Kalora untuk menyerahkan diri dihalangi oleh anggota kelompok lainnya yakni Qatar alias Farel alias Anas.

Qatar mengancam Ali Kalora dan tiga anggota lainnya jika menyerahkan diri maka keluarga mereka akan menjadi taruhannya.

Mereka (kelompok Ali Kalora) itu sebenarnya sudah mau turun kampung dan mau menyerah. Jadi yang mau menyerah itu Ali Kalora, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang,”ujar Farid

Menurut laporan Satgas Madago Raya Kelompok Mujahidin Indonesia Timur kini terpecah. Saat ini terbagi dalam dua kelompok.

Kelompok pertama beranggotakan empat orang yang dipimpin oleh Ali Kalora, bergerak di wilayah Poso Pesisir Utara.

Sedangkan kelompok MIT pimpinan Qatar bergerilya di sekitar Lembah Napu, Lore Timur.

Anggota kelompok Qatar terdiri atas Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh, Askas alias Jadi alias Pak Guru, dan Jaka aka Ramadan alias Ikrima alias Rama.

Kelompok Qatar disebut berperan penting dalam melakukan teror dan pembunuhan terhadap para petani di wilayah Lore, Kabupaten Poso.

Termasuk pembunuhan kepada 4 petani yang baru saja terjadi pada tanggal 11 Mei 2021 di Desa Kalemago. (Kompas.TV)