Prabowo Bawa Kapal Arrowhead dari Inggris, China Tidak akan Seenaknya Lagi Wara Wiri di Laut Indonesia

Nasional3369 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Teknologi kapal perang fregat tipe Arrowhead 140 (AH40) yang dibawa pulang Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dari Inggris diklaim bakal membuat kapal China gentar untuk memasuki kawasan Laut Natuna Utara.

“Yakinlah angkatan laut China akan gemetar melihat Frigate tipe Arrowhead 140 berpatroli di lautan Indonesia, dan akan berpikir dua kali untuk wara-wiri di lautan Natuna lagi,” kata Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Sabtu (18/9/2021).

Diketahui, Prabowo juga merupakan Ketua Umum Partai Gerindra. Sementara, Sufmi Dasco merupakan Ketua Harian Partai Gerindra.

Fregat sendiri adalah jenis kapal perang ringan dengan kecepatan tinggi dan kemampuan manuver yang dilengkapi teknologi militer canggih terkini.

Arrowehad 140 dipersenjatai rudal-rudal anti pesawat dan torpedo anti kapal selam yang membuatnya mampu memberikan pertahanan terhadap ancaman udara dan laut.

Selain itu, kata Dasco, kapal tersebut juga memiliki kemampuan untuk menjadi kapal induk mini bagi helikopter angkatan laut. Baik untuk misi antar jemput personel, maupun misi penyelamatan SAR Search and Rescue.

“Kesepakatan antara Prabowo dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris memberikan alih teknologi kepada PT. PAL produsen kapal laut Indonesia untuk bisa memproduksi ratusan bahkan ribuan frigate canggih ini,” ujar dia.

Indonesia melalui PT. PAL (Persero) sebelumnya telah meneken kontrak kerja sama pembelian lisensi untuk produksi kapal perang fregat Arrowhead 140 dengan industri pertahanan Inggris, Babcock International.

Lisensi desain itu akan digunakan PT PAL untuk membangun dua unit fregat di Indonesia dengan modifikasi desain untuk TNI AL.

Dikutip dari situs resmi, fregat AH40 memiliki spesifikasi panjang total 138,7 meter dengan berat mencapai 5700 Ton. Bobotnya lebih berat 2000 Ton dari kapal perang fregat sejenis yang ada di pasaran.

Kapal perang ini bisa memuat hingga lebih dari 160 orang, dan memerlukan minimal 100 orang kru kapal untuk beroperasi.

Sejak beberapa tahun lalu, Laut Natuna Utara memanas akibat klaim wilayah dari sejumlah negara, terutama China dan Vietnam.

Kapal aparat kedua negara pun tak jarang dikerahkan untuk mengawal para nelayan masing-masing untuk mencari ikan di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia. (R1/cnnindonesia.com)