Media Asing Cium Aroma Indonesia Berniat Bangun Skuadron Udara Ganda Gunakan Jet Tempur Campuran AS, Rusia, dan Prancis

Nasional1861 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Indonesia saat ini tengah melakukan modernisasi udaranya dengan membeli sejumlah jet tempur. Menurut Opex360.com, Indonesia telah menyepakati pembelian Rafale berjumlah 42 unit pada Februari 2022 lalu.

Indonesia membeli jet tempur tersebut dari Prancis di bawah pengawasan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly. Kemudian, Indonesia juga menyepakati pembelian Mirage 2000-5 bekas dari Qatar pada Juni 2023 lalu.

Indoensia membeli 12 unit tersebut dengan nilai kontrak sebesar 800 juga dollar AS. Tak berhenti disitu Indonesia kemudian juga melakukan kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk membeli F-15EX.

Menurut Defense News, Indonesia akan membeli sejumlah 24 unit jet tempur tersebut. Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman dengan Boeing untuk membeli jet tempur kelas berat tersebut.

Kemudian Indonesia harus ditintau oleh pemerintah AS, apakah permintaannya tersebut akan disetujui atau tidak. Namun, mengingat dari jejak Indonesia pada Februari 2022 lalu, Indonesia sebenarnya sudah disetujui oleh pemerintah AS untuk membeli F-15EX.

Dengan demikian, Indonesia di masa depan akan memiliki 78 unit jet tempur terbarunya. Hal ini memungkinkan Indonesia mengopreasikan berbagai jet tempur campuran dari berbagai negara.

Menurut situs Rfi.fr, Dengan 78 jet tempur baru, Indonesia tidak hanya mengganti seluruh jet tempur yang digunakan saat ini tetapi juga memungkinkan pembentukan skuadron baru.

Saat ini inti TNI AU terdiri dari 33 pesawat tempur ringan F-16 dan F-5 yang diperkirakan akan digantikan oleh pesawat tempur Rafale. Pasukan elit angkatan udara mencakup 16 pesawat tempur berat Su-27/30 Rusia, yang dapat digantikan oleh pesawat tempur F-15EX Amerika.

Atau kemungkinan skuadron gabungan dengan campuran jet tempur lama dan baru, seperti Rafale dengan F-15EX. Sejak akhir tahun 1960an, Indonesia hanya berupaya untuk membeli peralatan seperti jet ringan F-5 dan F-16 dari Amerika Serikat, dan berencana untuk membeli lebih banyak F-16 pada tahun 1990an.

Indonesia telah menyadari ancaman dari Amerika Serikat, sejak tahun 1990an dan ancaman ini diterapkan pada tahun 1999, ketika pemerintah Jakarta dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur.

Oleh karena itu, Indonesia harus melakukan diversifikasi sumber persenjataan dan memutuskan membeli jet tempur Su-27 dan Su-30 dari Rusia. Indonesia menempuh dua cara, membeli senjata dari Amerika Serikat dan Rusia.

Amerika menyediakan lebih sedikit senjata, tetapi senjata berat, Rusia menyediakan lebih banyak senjata, dengan senjata ringan, yang tidak memerlukan terlalu banyak perawatan.

Dengan pembelian Indonesia atas pesawat Prancis, kemungkinan Indonesia akan mengoperasikan tiga jenis jet tempur dari tiga negara berbeda, AS, Rusia, dan Prancis di masa depan.

Terlebih menurut rancangan Minimum Essential Force (MEF) 2024, Indonesia berencana memiliki 170 jet tempur di masa depan. (R1/ZonaJakarta)