Rp170,4 Milyar Kerugian Petani Terdampak Bencana Sinabung, Hingga Sekarang Belum Jelas

Berita, Headline, Peristiwa1426 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Cobaan berat yang menimpa Kabupaten Karo disaat bersamaan menghadapi dua bencana sekaligus, yakni bencana alam erupsi Gunung Api Sinabung dan bencana non alam pandemi Covid-19. Mengingat besarnya beban berat petani akibat kerusakan tanaman terpapar debu vulkanik Gunung Sinabung beberapa waktu lalu, yang mencapai 6.826 hektar di enam kecamatan dengan jumlah 23 jenis hortikultura dan kerugian mencapai Rp 170,4 miliar.

Komoditas pangan yang paling banyak rusak adalah tomat dengan kerugian Rp 46,6 miliar, disusul cabai merah Rp 41,8 miliar, kentang Rp 33,9 miliar, dan wortel Rp 9,3 miliar. Empat komoditas itu merupakan unggulan petani Kabupaten Karo. Komoditas lain yang terpapar abu adalah cabai rawit, kubis, kembang kol, jagung, dan bunga krisan dengan jumlah luasan lahan yang berfariasi.

Namun sayangnya, kerugian yang mencapai sekitar Rp170,4 miliar itu, hingga sekarang, petani di enam kecamatan itu, belum mendapatkan bantuan yang sepadan dari pemerintah.

Kadis Pertanian Kabupaten Karo Ir Metehsa Karo-karo meninjau lahan pertanian terdampak erupsi Sinabung bersama Kadis Tanaman Pangan & Hortikultura Provsu Ir H Dahler Lubis. (Foto: karosatuklik.com)

Salah seorang petani di desa Naman Teran, Andika Peranginangin, kepada wartawan, Rabu petang (02/09/2020) mengaku hingga sekarang bantuan kerusakan lahan pertanian belum ada diperolehnya dari pemerintah. Padahal kerusakan tanaman tomat saya cukup parah, katanya.

Ketika disinggung bantuan apa saja yang sudah diterimanya, paska erupsi vulkanik Sinabung, dia mengatakan, sembako dan masker, baru itu bang, ucapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Ir Metehsa Karo-Karo, Rabu malam ketika dikonfirmasi karosatuklik.com, juga membenarkan bahwa terkait usulan permohonan bantuan atas dampak erupsi vulkanik Gunung Sinabung terhadap lahan pertanian sekitar Rp170,4 miliar di enam kecamatan sudah disampaikan pihaknya ke Pemkab Karo, Pemprovsu dan Kementerian Pertanian, katanya.

Namun ketika disinggung progres permohonan bantuan itu, Metehsa Karo-karo menjelaskan, hingga sekarang belum ada perkembangan, yang pasti permohonan bantuan sudah kita sampaikan ke pemerintah, sebutnya.

Menurut Metehsa, daerah lingkar Gunung Api Sinabung selama ini dikenal memiliki kesuburan tanah pertanian, sehingga menjadi andalan kantong hortikultura Kabupaten Karo, bahkan Sumatera Utara.

Sentra hortikultura yang sangat subur yang memasok kebutuhan sejumlah daerah di Sumut, Riau, Kepulauan Riau, Aceh, hingga Jakarta. Produk hortikultura dari Sinabung, khususnya wortel dan kentang, juga diekspor ke Singapura dan Malaysia.

Bantuan yang dibutuhkan petani saat ini adalah bibit, pupuk, pestisida, dan bantuan pinjaman modal. “Data terkait permohonan bantuan sudah disampaikan ke Pemkab Karo, Pemprovsu maupun ke Pemerintah Pusat, namun hingga sekarang belum ada perkembangan,” ucapnya.

Diperoleh informasi, Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian RI menyatakan sayuran yang terkena dampak letusan Gunung Sinabung tidak terdeteksi logam berat (Pb, As Cd). Sayuran yang terkena dampak erupsi vulkanik Gunung Sinabung di Kabupaten Karo layak dikonsumsi. (R1)