Rusia Kesal, AS Cuma Mau Keruk Duit Indonesia Melalui Penjualan F-15 Eagle II

Catatan Redaksi1612 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – F-15 Eagle II menawarkan berbagai keunggulan teknis bagi Indonesia.

F-15 Eagle II memiliki kemampuan Air Superiority, yakni penguasaan udara yang saat ini minim dimiliki jet tempur Indonesia.

Skadron Sukhoi yang berjumlah satu saja tak cukup, F-15 Eagle II menjadi solusi untuk hal ini. Namun Indonesia masih fokus menyelesaikan pembelian 42 unit Rafale.

F-15 Eagle II, nanti-nanti saja, nggak urgent amat. USAF sendiri sampai dilarang Kongres AS memiliki F-15 Eagle II banyak-banyak.

Awalnya USAF ingin membeli 144 unit F-15 Eagle II. Tapi Kongres AS menekankan USAF maksimal memiliki 80 unit F-15 Eagle II.

Alasannya USAF disuruh konsen saja mengembangkan F-35 versi lanjutan sekalian drone tempur Next Generation Air Dominance (NGAD).

Di sini bisa dilihat bahwa AS sebetulnya setengah hati meneruskan trah F-15 ke versi Eagle II.

Air and Space Forces pada 22 Maret 2019 mengungkapkan laporan mengejutkan.

Mereka menyebut USAF sama sekali tak mempunyai program atau kemauan untuk membuat F-15 Eagle II.

“Meskipun sudah menjadi rahasia umum selama berbulan-bulan bahwa permintaan anggaran tahun fiskal 2020 Angkatan Udara akan mencakup beberapa F-15 baru, salah satu pengungkapan mengejutkan di AFA’s 2019 Air Warfare Symposium adalah bahwa Eagles baru itu bukanlah ide Angkatan Udara,” jelasnya.

Bahkan Sekretaris USAF Marsekal Muda Heather Wilson menegaskan dalam proposal anggaran yang diajukan jajarannya tak pernah menyebut AU AS itu membutuhkan F-15 Eagle II.

“Proposal anggaran kami yang awalnya kami ajukan tidak termasuk tambahan pesawat generasi keempat,” beber Wilson.

Rupanya seorang pejabat Pentagon bernama Patrick Shanahan yang memaksa agar program F-15 Eagle II dijalankan.

Boeing yang ditunjuk cuma bisa mangut-mangut karena uang program F-15 Eagle II dan potensi penjualannya di masa depan cukup cerah.

“Washington awalnya menyarankan F-15EX disuntikkan ke dalam anggaran Angkatan Udara oleh Penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan, yang memiliki karir 30 tahun dengan Boeing,” jelasnya.

Terlihat jelas bahwa F-15 Eagle II cuma komoditas ekspor, bukan masuk dalam rencana postur pertahanan yang tengah dibangun USAF.

USAF sendiri bingung F-15 Eagle II mau diapakan, jet tempur sudah terlanjur dibeli dan harus dioperasionalkan.

Akhirnya USAF memaksakan bahwa F-15 Eagle II akan menemani F-35 dalam operasi udara.

Slogan marketing dari AS untuk F-15 Eagle II.

“Hanya karena F-15EX memiliki potensi untuk terlibat dalam persaingan strategis, bukan berarti itu akan terjadi.

“Pejabat pertahanan telah mengindikasikan bahwa alasan untuk membeli pesawat tempur didasarkan pada kasus bisnis efisiensi biaya, sementara pejabat Angkatan Udara dengan hati-hati mencatat F-15EX dimaksudkan untuk melengkapi F-35 di seluruh spektrum konflik dan akan melayani sebagai backstop kapasitas dan kesiapan untuk misi tradisional F-15C/D. Ini adalah garis perusahaan yang membosankan dan dapat diprediksi,” jelas War on The Rocks pada 3 Juni 2019.

Bahkan sebetulnya F-15 Eagle II tak masuk rencana dengan operasi udara yang tengah dirancang USAF.

“Pengadaan F-15EX baru, bahkan dengan kemampuan menembakkan rudal udara-ke-udara yang mengesankan, untuk tampil di pertahanan pangkalan depan dan perlindungan aset lintas udara bernilai tinggi tidak ada hubungannya dengan persaingan strategis tetapi juga tidak sekadar membeli lebih banyak F-35A untuk tujuan ini,” ungkapnya.

Jadi bisa disinyalir penjualan F-15 Eagle II AS ke Indonesia cuma murni kepentingan bisnis.

Media Rusia, Topwar kesal melihat AS memaksakan penjualan F-15 Eagle II ke Indonesia. Menurutnya AS cuma mau keruk uang Indonesia dengan penjualan F-15 Eagle II.

“Terlepas dari semua keuntungan dari kesepakatan dengan Rusia untuk pembelian Su-35, Indonesia tetap memilih pesawat tempur F-15 Amerika yang lima kali lebih mahal,” jelas Topwar beberapa waktu lalu.

Ya, Indonesia nampaknya nurut saja seperti kemakan omongan sales Boeing untuk membeli F-15 Eagle II. (ZonaJakarta)

Berita Terkait:

  1. Rusia Sebut AS Kurang Ajar Melarang Indonesia Membeli Su-35
  2. Duel Su-35 Vs F-15 Eagle II, Pejabat AS dan Rusia Datang ke Jakarta, Lobi Tingkat Tinggi
  3. China Agresif Klaim Natuna Utara, Indonesia Cerdik Gandeng Rusia dan Jepang
  4. Ketegangan Laut Natuna Utara Semakin Memanas, Indonesia Terus Memperbaharui Peralatan Tempur Militernya
  5. Prabowo: Tanpa Pertahanan Kuat, Kekayaan RI Diambil Terus!