Tiganderket, Karosatuklik.com – Pemerintah Kabupaten Karo diminta memaksimalkan pembersihan sabo dam yang bertujuan sebagai pengendali lahar hujan dari Gunung Sinabung.
Pembangunan berskala besar itu awalnya diharapkan bisa menyelamatkan korban lahan pertanian dan rumah tempat tinggal warga, terutama dari renggutan korban jiwa. Namun setelah beberapa kali kejadian, sabo dam belum terbukti ampuh melokalisir arus laharan.
Hal itu diungkapkan tokoh masyarakat Frans Dante Ginting, menjawab karosatuklik.com, Rabu petang (16/09/2020) di Kabanjahe, menyikapi seringnya sabo dam jebol diterjang arus lahar hujan yang cukup deras.
“Tadinya sabo dam, diharapkan bisa berfungsi maksimal, untuk menyelamatkan areal pertanian dan pemukiman penduduk di seputaran lingkar Sinabung di Kecamatan Tiganderket,” sebutnya.
Setelah beberapa kali terjadi lahar hujan dari hulu di puncak Gunung Sinabung, justru sabo dam sendiri ‘terkubur’ material laharan hingga jebol. “Otomatis areal pertanian dan pemukiman menjadi sasaran laharan yang meluncur semakin deras. Maka dipastikan hal itu memunculkan masalah baru bagi warga sekitar,” tegas politisi Partai Golkar itu.
Menurut Frans Dante Ginting, disaat laharan tidak ada, justru seharusnya dinas terkait dari Pemkab Karo, baik dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), membersihkan dan merapikan jalur-jalur laharan, termasuk pembersihan lokasi area sabo dam, kata mantan anggota DPRD Karo tiga periode dari Partai Golkar itu.
“Artinya, lebih bagus sedia payung sebelum hujan, terlebih beberapa hari belakangan, intensitas hujan tinggi,” bebernya mengingatkan.
Pasalnya, pembangunan proyek besar yang ditangani langsung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II, PT PP dan PT Brantas terbukti tidak maksimal sebagai pengendali banjir lahar dingin.
“Menyiasatinya, tentunya Pemkab Karo harus mensterilisasi jalur-jalur laharan dari tumpukan material, sehingga begitu nanti datang laharan, sudah bisa dilokalisir dan dikendalikan sabo dam,” harapnya.
Normalisasi Jalur Laharan
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karo, Natanail Peranginangin bersama Dandim 0205/TK Letkol Kav Eko Hadiyanto Ssos yang juga Dansatgas Penanganan Bencana Sinabung, pastikan (pembersihan-red) material lahar hujan di Desa Perbaji dan Desa Sukatendel Kecamatan Tiganderket, semua titik-titik rawan sudah bersih dari tumpukan laharan beberapa waktu lalu.
“Semua sudah dibersihkan, termasuk normalisasi membersihkan material yang tersumbat dan menumpuk di sejumlah jalan/jembatan perlintasan aliran lahar hujan,” sebutnya.
Catatan karosatuklik.com, proyek pengendali banjir lahar dingin Sinabung (Sabo Dam) mencapai Rp280 miliar (dua paket) dengan rincian, masing-masing memiliki nilai kontrak Rp170,92 miliar dan Rp111,18 miliar. Semuanya sudah selesai dibangun sejak 2017. Sekarang masih masa pemeliharan.
Pembangunan tersebut terdiri dari berbagai jenis, yakni Sabo Dam Konsolidasi (DK), Sabodam Dam Konsolidasi Oprit (DKO), Sabodam Dam Pengendali Sedimen (DPS) dan Sabo Dam Konsolidasi Irigasi. (R1)