Semangat Pedagang Korban Kebakaran Berastagi Tetap Menyala Demi Bertahan Hidup

Berita, Karo994 x Dibaca

Berastagi, Karosatuklik.com – Semangat pedagang korban kebakaran Pasar Tingkat Berastagi terus menyala. Tidak mengenal kata menyerah dan pasrah, memanfaatkan apa yang ada demi bertahan hidup, berjualan tetap dilakoni. Namun ada yang menarik, berjualan sembari menjalankan protokol kesehatan, yang tujuannya aman dari penularan virus corona dan tetap produktif.

Kondisi itu tak menyurutkan niat para pedagang korban kebakaran untuk tetap menjajakan dagangannya. Mereka membuat “kios baru” diatas mobil pickup di pinggir jalan, atau di depan bangunan yang terbakar, ada juga yang membuat lapak tikar plastik diatas jalan.

Semangat pedagang memanfaatkan apa yang ada demi bertahan hidup mencukupi kebutuhan keluarga terlebih dampak sengatan pandemi Covid-19 mulai memukul semua sektor. Sehingga tuntutan bertahan hidup dengan berbagai cara yang halal berlaku bagi semua orang masa sulit ini tanpa terkecuali.

Pantauan karosatuklik.com, Sabtu (28/11/2020) Pukul 16.00 – 17.00 WIB, para pedagang tampak bersemangat bersahut-sahutan menawarkan barang dagangannya. Disaat pembeli sepi, mereka kembali memakai masker, pertanda kesadaran menjalankan protokol kesehatan sudah mulai tumbuh menjadi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19.

Ada juga dagangan yang ditaruh di badan jalan beralas karung. Para pedagang itu berjualan di setengah badan jalan. Sementara sisa badan jalan yang ada tetap dilintasi kendaraan maupun becak barang.

Meski kios-kios terbakar, semangat mereka tetap menyala untuk berdagang di bawah terik matahari maupun bila hari hujan. Pilihan berdagang di pinggir jalan tak lain demi memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan ada juga pedagang yang terkesan maju, dengan berjualan menggunakan medsos maupun live streaming menarik minat pembeli, umumnya para kaum ibu.

Seorang pedagang yang terdampak kebakaran, Widia (23) warga Gang Matahari Desa Rumah Berastagi, pedagang ikan asin yang mengaku mengalami kerugian puluhan juta akibat kiosnya terbakar, terpaksa kembali menjajakan barang dagangannya di badan jalan dengan menggunakan mobil pickup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

“Pilihannya cuma satu, ekonomi rumah tangga serta kebutuhan hidup harus terus berjalan. Jadi kami harus bangkit dan tegar untuk harus terus berjualan. Namun kami sangat berharap Pemerintah Kabupaten Karo, mempercepat pembangunan Tempat Penampungan Sementara (TPS), supaya ada kepastian, karena kalau kami berjualan di badan jalan atau di depan Ruko nasib kami tidak pasti,” harap Widia.

Sekedar mengingatkan, kebakaran dahsyat melanda Pasar Tingkat Losd Jahe Jahe, kota wisata Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada Selasa (17/11/2010) lalu menghanguskan 535 kios pedagang dan 8 rumah toko. Tidak ada korban jiwa namun kerugian mencapai Rp5 milyar lebih sesuai keterangan resmi Pemkab Karo. (R1)