Kabanjahe, Karosatuklik.com – Virus corona sedang mewabah dan menjadi pandemi di seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Karo. Kondisi ini memaksa semua mengurangi mobilitas di luar rumah atau mengisolasi diri agar tidak terpapar virus. Oleh karena itu, semua aktivitas menjadi terhambat, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Pandemi ini menuntut semua orang untuk cepat menyesuaikan diri dengan pola kerja baru. Beberapa contohnya yaitu para pekerja harus merubah kegiatannya menjadi Work From Home (WFH), mahasiswa dan anak sekolah pun harus belajar secara daring. Walaupun banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan normal seperti biasanya, namun kita harus tetap optimis untuk mengambil peluang usaha.
Seperti halnya dilakukan Siska. Dia membaca situasi ini menjadi peluang usaha dan memulai bisnis makanan jajanan yang praktis. Walau dia mengaku hanya sebagai karyawan, tapi Siska mengaku optimis hasil jualan jajanannya memenuhi selera penikmat jajanan masa pandemi Covid-19.
Berjualan di emperan bekas Kafe Nayata atau persis depan RSU Kabanjahe seberang jalan Kapten Selamat Ketaren Kabanjahe, Siska tampak semangat memenuhi pesanan pelanggannya. Walaupun baru satu bulan buka, Siska mengaku siap bersaing dengan usaha yang sama yang duluan telah ada di Kota Kabanjahe, ujarnya kepada tim liputan kuliner Karosatuklik.com, Rabu sore (14/7/2021).
“Semua pelaku usaha pasti memiliki strategi dan cara masing-masing. Dengan mengutamakan kebersihan, tatanan kerapian usahanya disesuaikan dengan standar protokol kesehatan. Ditambah skil dan kualitas racikan bumbu makanan dengan mengedepankan kebersihan, mudah-mudahan konsumen tidak kecewa,” sebutnya.
Menyinggung jenis jajanan dan harga, Siska dengan ramah menyebutkan, mulai dari kebab, burger, pempek Palembang, pisang bakar dan lainnya, dengan harga yang bervariasi sesuai jenis makanan yang dipesan. “Deretan jajanan itu, Saya promokan juga di WhatsApp Group,” sebutnya.
Bisnis Kuliner
Sekedar informasi, saat ini, bisnis kuliner tengah menjadi sektor usaha yang kian diminati dan menjanjikan. Survei Snapcart tentang tren masakan rumahan menyebut sebanyak 63% responden berencana untuk memulai bisnis makanan mereka sendiri.
Sepanjang satu tahun lebih masa pandemic, data Google Trend menunjukkan pencarian terkait ide bisnis rumahan meningkat sebanyak lebih dari 300%, sementara pencarian terkait ide bisnis makanan meningkat hingga 250%.
Dalam mengembangkan bisnis kuliner, keunggulan rasa dan keunikan produk perlu diiringi dengan kemampuan menarik hati pelanggan, khususnya di tengah ramainya persaingan pelaku usaha di sosial media. (R1)