Jakarta, Karosatuklik.com – Hyundai dan General Motors optimistis dapat memiliki layanan taksi udara yang mulai beroperasi pada tahun 2025. Sayangnya, perlu waktu hingga 2030 bagi layanan taksi udara untuk mengatasi rintangan teknis dan peraturan serta mencapai komersialisasi.
Dilansir Autoblog, pabrik otomotif asal Korea Selatan itu sedang mendesain pesawat yang bisa lepas landas dan mendarat vertikal listrik (eVTOL) nol-emisi. Tak hanya bisa membawa penumpang, pesawat ini juga dirancang bisa membawa kargo.
“Hyundai berada di posisi terdepan depan untuk meluncurkan kendaraan mobilitas udara,” kata Jose Munoz, chief operating officer global perusahaan dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Senin, 14 Juni 2021 di konferensi Reuters Events Car of the Future.
Munoz, yang juga CEO Hyundai Amerika Utara, sebelumnya mengatakan taksi udara perkotaan akan beroperasi di bandara utama AS pada 2028 atau mungkin lebih awal. Dalam acara senin kemarin, Munoz mengatakan kepada Reuters bahwa itu mungkin terjadi sebelum 2025.
Munoz melihat pasar ini sebagai peluang pertumbuhan yang signifikan. Dia juga sangat yakin dengan perkembangan teknologi.
Hyundai sedang mengembangkan taksi udara bertenaga baterai listrik yang dapat mengangkut lima hingga enam orang dari pusat kota yang sangat padat ke bandara.
Pembuat mobil lain yang mengembangkan mobil terbang baik sendiri atau dengan perusahaan rintisan termasuk Toyota, Daimler dan Geely China.
Pada tahun 2019, Hyundai, yang memiliki Divisi Mobilitas Udara Perkotaan khusus yang dipimpin oleh Jaiwon Shin, mantan insinyur NASA, berjanji untuk menginvestasikan sekitar $1,5 miliar dalam mobilitas udara perkotaan pada tahun 2025.
Munoz mengatakan Hyundai melihat taksi udara tidak hanya melayani pelanggan perumahan tetapi juga mengangkut kargo komersial.
Hyundai tidak ingin menjual mobil terbang sebagai transaksi sederhana, tetapi percaya dapat mengembangkan layanan di sekitar kendaraan, kata Munoz. (R1/sindones.com)