Jakarta, Karosatuklik.com – Kasus aset gendut pegawai pajak, memang bukan barang baru di republik ini. Ada Gayus Tambunan, eselon IIIA pajak hartanya Rp100 miliar. Kini muncul, Rafael Alun Trisambodo, eselonnya sama kekayaannya Rp56,1 miliar.
Bukan apa-apa, pegawai pajak berharta gendut itu, sibuk memamerkan kekayaan yang fantastis Sementara rakyat kecil yang penghasilannya pas-pasan, terus dikejar agar bayar pajak. Jelas tak adil.
Bak langit dan bumi dengan kehidupan pegawai pajak yang gajinya puluhan hingga ratusan juta sebulan, ditambanh sejumlah tunjangan wah. Lebih menyakitkan lagi, mereka begitu mudahnya pamer kekayaan berupa kendaraan mahal dan rumah megah di media sosial (medsos). Wajarlah bila mantan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj geregetan luar biasa.
Tak main-main-main, Said Aqil mengancam akan mengajak warga untuk memboikot pajak. Ingat, Said Aqil sebagai mantan Ketum PBNU, omongannya masih didengar. Apalagi, jumlah warga Nahdliyin di Indonesia cukup gede. Data 2019 menyebut sedikitnya ada 91,2 warga NU di Tanah Air. “Kalau memang pajak uang diselewengkan, ulama ini akan mengajak warga tak usah membayar pajak,” kata Said Aiql di Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Sikap keras ini, merespons terkuaknya harta kekayaan Rafael setelah anaknya, Mario Dandy Satrio menganiaya David, putra petinggi GP Ansor, beberapa waktu lalu. kasus ini, kini ditangani Polda Metro Jaya.
Ancaman ini, bukan yang pertama kali disampaikan Said Aqil. Ketika meletus kasus suap yang menyeret pegawai pajak, Gayus Tambunan pada 2010. Belakangan diketahui, kekayaan gayus luar biasa jumbo, sekitar Rp100 miliar.Mungkin karena saat itu tak ramai medsos, gaya hidup Gayus tak banyak yang tahu. Atas kasus ini, Saiq Aqil melontarkan pernyataan senada.
Mendengar itu, Presiden SB Yudhoyono langsung mengirim utusan khusus untuk menemuinya. “Sampai-sampai Pak SBY kirim utusan pribadi almarhum Pak Yusuf namanya stafsusnya itu menemui saya. Saya bilang kalau memamg itu berdasarkan refrensi kitab kuning, para imam, para ulama referensi, kalau pajak masih diselewengkan, warga NU akan diajak oleh para kiyai-kiyai tidak usah bayar pajak. Tapi kalau pajak untuk rakyat, pajak untuk pembangunan, pajak untuk kebaikan, kita dukung. Warga NU taat bayar pajak,” jelas Said Aqil.
Dia pun menyentil Rafael yang dinilai tak mampu mendidik anak. Sehingga berbuntut kepada kasus penganiayaan Mario kepada David. “Saya juga heran di bumi pancasila ada perbuatan seperti itu, dan dilakukan oleh anak keluarga terdidik, elit, bukan biadab dan dari pedalaman,” tutur Said.
Selanjutnya, Said Aqil mengingatkan Rafael agar berhati-hati dalam mencari nafkah. Apalagi untuk keluarga, harus dipastikan kehalalannya, agar berkah dan barokah. “Maka sekali lagi hati-hati mencari uang yang akan dimakan oleh anak istri. Kalau uangnya haram pasti anaknya nakal,” tegasnya. (Inilah.com)